Petani Nanas Kuliahkan Anak ke Perguruan Tinggi

Lingkungan | Kamis, 26 Juli 2018 - 17:20 WIB

Petani Nanas Kuliahkan Anak ke Perguruan Tinggi
PANEN NANAS: Petani Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, memanen nanas. Saat ini, sekitar 20 anggota keluarga di Desa Penyengat telah mengikuti program OVOC, Rabu (25/7/2018).

SIAK (RIAUPOS.COM) – Petani nanas asal Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Apo (32) mengaku mengalami peningkatan taraf hidup sejak mengikuti program One Village One Comodity (OVOC) atau program 1 desa 1 komoditas yang diinisiasi oleh Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Baca Juga :Ketua DPRD Siak Berikan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir

“Dulu penghasilan kami hanya sekitar Rp300.000 hingga Rp 500.000 per bulan. Sekarang bisa sampai Rp2,5 juta dan bisa untuk biaya kuliah anak,” aku Apo.

Saat ini, sekitar 20 anggota keluarga di Desa Penyengat telah mengikuti program OVOC. Secara ekonomi, penghasilan mereka pun mengalami peningkatan. Dari hasil tani yang tadinya hanya Rp300 ribu sampai Rp500 ribu, bisa menjadi Rp 2,5 juta per bulannya.

Dalam satu hektare lahan tanam, terdapat 20.000 pohon dengan masa panen 12 bulan sekali. Nanas yang dihasilkan pun memiliki perkiraan berat hingga 1,5 kg per buah, sehingga Desa Penyengat memiliki potensi untuk menghasilkan 30 ton nanas per tahun dari setiap lahan.

Hasil panennya pun telah dipasarkan ke berbagai wilayah seperti Kota Siak, Sungai Pakning, Pekanbaru, Indragiri Hulu, bahkan Jakarta, di mana petani OVOC dapat menjual hingga 6.000 nanas per hari.

Bupati Siak Drs H Syamsuar optimis Desa Penyengat menjadi komoditas nanas di Indonesia. Ia bangga distribusi nanas ini sudah sampai ke Pulau Jawa.

“Ini sesuai dengan Program Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia tentang setiap desa memiliki produk unggulan. Pemerintah Kabupaten Siak komit terhadap hal ini. Kami pun mendukung Desa Penyengat ini menjadi tempat wisata agro di Riau,” ujarnya.

Direktur CD RAPP Marzum menjelaskan program ini merupakan wujud komitmen RAPP untuk menyejahterakan masyarakat di yang berada di sekitar daerah operasional. OVOC merupakan program yang mengajak masyarakat desa untuk memilih hasil tani seperti apa yang cocok menjadi ciri khas desa mereka. Lalu, hasil tani tersebut bisa dijual untuk menajdi sumber penghasilan masyarakat desa.

“Perusahaan ingin tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sesuai dengan prinsip yang dianut oleh RAPP,” tutur Marzum.

Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pelatihan cara menanam, pembibitan hingga pemasaran. Bantuan lain juga diberikan kepada para petani seperti bibit, pupuk, hingga pestisida.

Program OVOC ini sudah berjalan di empat kabupaten.(mng), yakni Siak, Kampar, Pelalawan, dan Kepulauan Meranti. Beberapa desa juga telah menuai hasil pertanian dari program OVOC ini, seperti Desa Kerinci Barat yang memproduksi jambu kristal, Desa Lalang Kabung dengan jambu madunya.(mng)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook