DARURAT ASAP

Kawanan Gajah Mengamuk, Pemadam Kebakaran dari TNI Mundur dari Tesso Nilo

Lingkungan | Sabtu, 24 Oktober 2015 - 13:22 WIB

Kawanan Gajah Mengamuk, Pemadam Kebakaran dari TNI Mundur dari Tesso Nilo

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Perjuangan melawan api yang membakar hutan dan lahan di Riau, memang berat, penuh tantangan, bahkan harus mempertaruhkan nyawa. Ini yang dialami tim pemadam kebakaran yang kini sedang bertugas di Pelalawan, Riau.

Satu regu pasukan Kostrad yang memadamkan api di Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN) terpaksa mundur karena diamuk kawanan gajah yang menghuni kawasan tersebut. Keberingasan mamalia darat terbesar ini terpaksa menghambat proses pemadaman kebakaran yang dilakukan TNI AD di kawasan habitat gajah tersebut.

Baca Juga :Kagama Riau Tanam 300 Pohon dan Gelar Pasar Murah

"Kawanan gajah itu mengamuk karena daerahnya terbakar. Gajah tersebut menggeluarkan suara-suara keras. Ini membuat prajurit terpaksa menghindar saat bertemu gajah yang lagi mengamuk," ungkap Komandan Regu Kostrad Serka Dian Syaifullah, Jumat (23/10/2015), seperti ditulis Sindonews.com.

Dia mengungkap, dirinya yang memimpin prajurit dari Kostrad sudah bertugas memadamkan kebakaran sejak 20 Oktober 2015. Dari pantauannya banyak daerah TNTN yang ludes terbakar. Pihak TNI juga sedang mencari tahu pelaku pembakaran di area hutan konservasi ini.

Tidak hanya mengeluarkan suara keras, kelompok gajah liar penghuni kawasan TNTN juga merusak areal perkebunan sawit milik perambah. "Gajah gajah itu mengamuk dan mencabuti pohon sawit yang nampaknya belum lama di bakar lalu ditanami sawit itu," ucapnya.

Dia menegaskan saat ini wilayah yang menjadi konsentrasi pemadaman berada di Bukit Apolo di Desa Bagan Limau Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.

"Pasukan sebenarnya ingin bermalam di lokasi agar penanganan kebakaran segera tuntas. Namun, karena daerah tersebut rawan gajah yang mengamuk, terpaksa kita menginap di tempat yang lebih aman," ungkapnya.

Taman Nasional Tesso Nilo memiliki luas 83 ribu hektare. Namun dalam 10 tahun terakhir, kawasan yang dilindungi negara untuk habitat gajah sudah porak poranda akibat aksi perambahan besar-besaran.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook