SIAK (RIAUPOS.CO) - Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi bersama PT Arara Abadi melakukam penanaman pohon di area konservasi perusahaan di Rantau Bertuah, Minas.
Syamsuar mengingatkan penanaman pohon yang digagas oleh perusahaan besar itu jangan hanya sebatas pencitraan semata. Namun perlu adanya evaluasi dalam setiap kegiatan penanaman pohon. Poinnya adalah adalah komitmen menjaga dan melestarikan.
‘’Eksposnya luar biasa, tapi setelah dicari pohonnya tidak ada yang hidup. Penanaman pohon ini jangan hanya pencitraan saja,” kata Bupati Siak dua periode yang tiba di lokasi menggunakan heli, Jumat (7/8).
Syamsuar kembali mengingatkan, agar kegiatan penanaman pohon ini berkelanjutan dalam pemeliharaannya. Perhatikan apakah cara menanamnya sudah benar, sehingga kelak dapat menjadi kenang-kenangan bagi anak cucu.
‘’Daerah ini bagian dari Giam Siak Kecil yang wilayahnya masuk Kabupaten Bengkalis. Kita tidak mau nama kita jelek di mata orang Jepang. Makanya kita tunjukan kepada Jepang bahwa kita komit dalam penyelamatan lingkungan,” kata Syamsuar.
Selain itu juga, kata Syamsuar, selain menanam, perusahaan diharapkan membantu pemerintah daerah dalam mengawal dan mengantisipasi aksi perusakan dan perambahan hutan, sekaligus juga memperkaya kawasan konservasi yang juga terus mengalami kerusakan.
‘’Saya ke sini tadi kebetulan mengunakan heli, di kawasan HTI ada kawasan konservasi, sangat senang saya kalau memang ada pengkayaan pohon, di kawasan konservasi yang disiapkan dalam HTI,” terang Syamsuar.
Syamsuar menginginkan perusahan yang telah berinvestasi di daerah Riau khususnya di kawasan konservasi seperti ini, sebaiknya menanam jenis pohon meranti.
‘’Cobalah tunjukan kepada anak cucu kita yang akan datang, apakah kebijakan yang kita lakukan ini hutan tanaman industri terus berkelanjutan, walllahu alam bissowaf,” sambungnya.
Apalagi setiap pemimpin punya kebijakan yang berbeda. Kini tidak dibolehkan lagi menanam akasia di lahan gambut. Kawasan konservasi ini hendaknya dipelihara, agar nantinya ada tanda-tanda yang bisa dintunjukan oleh APP dan Sinar Mas group.
Sementara itu Kepala BBKSDA Provinsi Riau Suharyono mengatakan, kegiatan ini wujud nyata yang dilakukan oleh korporasi. Dari Perusahaan privat Sektor, dalam rangka menjaga kawasan konservasi.
Kawasan konservasi tidak hanya di hutan konservasi tetapi berada pada hutan hutan produksi yang memang dijadikan sebagai tempat tempat konservasi.
‘’Dari 27 juta kawasan konservasi secara nasional, sudah 1 juta yang tergradasi. Yang rusak baik akibat perbuatan manusia dan juga bencana. Untuk itu saya memberikan apresiasi yang nyata kepada pihak perusahaan,” tuturnya.(adv/a)