Menurut dia, ada sejumlah keuntungan bagi Indonesia ketika bisa bergabung juga dalam IEA. Keanggotaan IEA yang sebagian besar merupakan negara-negara maju telah memiliki teknologi yang bagus dalam pengembangan energi terbarukan.
“Banyak yang lebih advance, lebih maju, dan (pengembangan energy terbarukan) itu yang sedang kita tuju,” lanjut mantan dirut PT Pindad tersebut.
Dengan banyak bergaul dengan negara-negara tersebut, menurut Sudirman, Indonesia akan bisa menyerap lebih banyak pengetahuan dalam hal penerapan teknologi energi terbarukan. Selain, tentu saja membuka peluang kerja sama bisnis dan investasi di bidang yang ada.
Di depan forum pertemuan para menteri energi di Paris pertengahan November lalu, Sudirman sempat membeber tentang potensi Indonesia yang masih begitu besar dalam hal energi terbarukan.
“Anda bayangkan, kita punya potensi 300 ribu megawatt yang masih belum digali secara serius dan itu PR kita bersama,” katanya.
Selain Prancis, beberapa negara telah lebih dulu masuk dalam keanggotaan IEA. Mereka di antaranya Belgia, Austria, Australia, Jerman, Amerika Serikat, Swiss, Belanda, Jepang, Inggris, Swedia, dan beberapa lagi lainnya.(dyn)
Sumber: JPNN
Editor: Edwar Yaman