Ia menyebutkan,berada sekitar 100 meter dari pinggir
Sungai Siak. Saat ini air yang merendam rumahnya sudah mencapai
ketinggian 1 meter. Dirinya mengaku tidak bisa bertahan lama di rumahnya
karena air Sungai Siak terus mengalami kenaikan.
Era
bersama cucu dan anak-anaknya terlihat duduk-duduk di pinggir jalan.
Beberapa tetangga mereka juga ikut mengungsi. Ia mengaku tidak mau
mengungsi ke rumah warga lain karena khawatir dengan barang-barang
miliknya yang tidak bisa dibawa jauh dan takut hilang.‘’Tetangga kami
ada yang mengungsi ke Dumai di rumah anak mereka.
Tapi kami tetap bertahan, karena kami tidak ada keluarga lain,
melainkan anak-anak kami yang ada bersama kami di rumah,’’ ucapnya.
Sedangkan
Tono, warga yang baru saja membawa peralatan rumah tangganya, seperti
peralatan dapur, mesin cuci dengan berhati-hati mendorong rakit yang
terbuat dari batang pisang untuk mengangkut barang-barangnya terlihat
selamat sampai ke pinggir jalan.
‘’Kami
terpaksa mengungsi, karena air semakin dalam. Kami tidak tahu mau
bagaimana lagi, karena sudah dua hari mengungsi ini belum ada bantuan
dari pemerintah, baik berupa makana maupun tenda tempat kami
mengungsi,’’ ujarnya.
Ia mengharapkan agar
Pemko Pekanbaru segera menurunkan bantuan. Apalagi dari 6 KK yang
mengungsi hanya mendirikan tenda yang terbuat dari terpal apa adanya.
Dirinya khawatir jika saat mengungsi terjadi hujan deras di malam hari.
‘’Kami
khawatir kalau hujan deras, tentu anak-anak kami tidak bisa tidur,
karena tenda yang kami dirinya hanya alakadarnya, kalau hujan pasti
bocor,’’ ujarnya.
Sementara itu, Hadi warga
Jalan Paus, Keluarahan Sri Meranti, yang rumahnya berada di pinggir
jalan juga sudah terendam banjir. Ia bersama anak dan istri sangat
khawatir jika air terus naik dan pihaknya tidak bisa berbuat banyak dan
harus pindah ke mana.
‘’Sudah dua hari ini
terendam banjir, dan kami sudah mendatangi petugas pompa air di Jalan
Nelayan Ujung, karena pompa airnya lagi rusak. Makanya kalau seperti ini
air akan terus naik, karena air yang naik ini adalah air dari Sungai
Siak yang meluap,’’
ujarnya.
Ia juga
mengharapkan, agar pemerintah cepat tanggap dengan kondisi warga yang
teredam banjiir dan jika perlu segera mendirikan tenda darurat yang
sangat diperlukan warga. Karena kalau air sungai Siak terus naik, tentu
warga harus segera menyelamatkan diri dan juga barang-barang berharganya
harus diselamatkan.
‘’Kami mengharapkan segera
bangun tenda darurat, kalau dalam dua hari ini air tidak kunjung surut.
Tapi kalau curah hujannya tinggi, tentu kami ikut tenggelam juga,’’
ujarnya.
Terpisah, Ketua RT 4 RW 11 Kelurahan
Sri Meranti Sukatno mengatakan, banjir masih merendam rumah warga dengan
ketinggian 40-45 centimeter.
“Sudah banyak warga yang mengungsi,” katanya, kemarin.
Ia
juga mengaku karena tidak adanya tenda dan bantuan yang datang dari
Pemerintah Kota Pekanbaru, sebagian warga mengungsi di pinggir jalan.
“Ada juga yang mengungsi ke rumah warga lainnya. Bahkan isi satu rumah
ada lima sampai enam keluarga,” ucapnya.
Sejauh
ini dikatakannya warga yang terkena banjir belum ada yang menderita
sakit. Namun untuk mengantisipasi hal tersebut, bantuan dari puskesmas
dan ambulans sudah siaga di sekitar lokasi.
Ia berharap Pemerintah Kota Pekanbaru secepatnya mengambil langkah agar warga bebas dari banjir.
‘’Jika
perlu dipindahkan, kami siap untuk menerima. Kami berharap kepada
pemerintah, gantilah dengan layak karena kami membeli tanah yang
disediakan pemerintah,” katanya.(ksm/man/yls)
(Laporan TIM RIAU POS, Rumbai)