“Fasilitas umum yang terdampak dari bencana banjir ini
antara lain, enam sekolah dan dua TPU. Kemudian, satu masjid, satu musala, satu surau, satu pasar, satu tempat pelelangan ikan, satu taman, satu rumah suluk, satu polindes, dua kantor desa,” ujarnya.
BPBD setempat kata Edwar, sudah mengirimkan bantuan berupa sembako kepada warga yang terdampak. Pada Senin, tenda pengungsian juga sudah dipasang. Hanya saja, sampai sekarang belum ada warga yang mengungsi.
Berbeda di Kelurahan Sungai Rangau, di mana ada 200 KK yang mengungsi. Hanya saja, mereka mengungsi ke rumah kerabatnya yang tidak terendam banjir. “Di sini sudah masuk hari kelima pengamanan banjir,” ujar dia.
Di sejumlah desa di Kecamatan Pekaitan, Rohil, juga masih terendam. Bahkan, banjir yang merendam sudah hampir sebulan. “Penanganan sudah masuk hari ke-26,” ujar dia.
Sekarang kata dia, banjir sudah mulai surut. “Akan tetapi, para pengungsi masih ada sebagian yang tinggal di lokasi pengungsian yang disediakan oleh pemerintah setempat dan sebagian lagi sudah pulang kembali ke rumah masing-masing,” ujar Edwar.
Selanjurnya di Inhu. Di sini, ada 59 desa di 10 kecamatan yang direndam banjir. Sampai saat ini kata Edwar, diperkirakan jumlah korban terdampak banjir sebanyak 1.496 KK atau 3.275 jiwa. “Fasilitas umum terdampak di Rengat Barat ada satu sekolah dan di Kecamatan Pasir Penyu ada satu sekolah pula,” katanya.
Edwar menjelaskan, banjir yang terjadi di Inhu, sudah mulai surut sebagiannya. Sebagian lagi masih tergenang. Pemerintah setempat kata dia, sudah mendirikan beberapa tenda pengungsian. Bantuan, juga masih terus mengalir dari pemerintah setempat.
Terakhir di Kuansing. Menurut Edwar Sanger, banjir terjadi di 104 desa di 11 Kecamatan. Hingga sekarang, diperkirakan ada 8.306 KK yang terdampak. Fasilitas umum yang terdampak juga banyak. Ada tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas umum lainnya.
“Data terkini keadaan banjir sudah mulai surut untuk beberapa kecamatan. Namun tetap diimbau bagi warga di sekitar aliran sungai, untuk tetap waspada,” kata dia.
Edwar Sanger juga menjelaskan, potensi banjir dan longsor di Riau, masih tinggi. Sebab, curah hujan juga tinggi.
“Prakiraan tingkat kemudahan terjadinya banjir, longsor dan angin puting beliung di Riau, umumnya berada dalam kategori mudah, hingga sangat mudah karena masuk musim hujan,” ujarnya.
Dalam pengamanan banjir ini kata dia, pihaknya sudah mulai kehabisan logistik untuk didistribusikan. Oleh karena itu, pihaknya mengajukan bantuan logistik ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Memang stok di BPBD provinsi sudah menipis. Sementara banjir masih di beberapa kabupaten/kota masih terjadi. Kami langsung koordinasi dengan BNPB, mengajukan surat, dan sekarang sedang proses. Nanti diinformasikan ke kita jika permintaan dipenuhi,” ujarnya.
Menurutnya, BPBD Riau juga sudah mendistribusikan peralatan untuk penanganan banjir tersebut. Seperti perahu karet, matras, tenda dan selimut.(mng)
(Laporan SARIDAL MAIJAR, Pekanbaru)