SIAK (RIAUPOS.CO) - Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi optimis kawasan tangsi militer atau barak peninggalan Belanda setelah dibuka akan ramai dari kunjungan wisatawan. Ini merupakan salah satu destinasi yang ada di kota Siak menambah khazanah objek wisata yang ada di negeri istana sebagai sebuah magnet baru.
‘’Tangsi Belanda ini juga termasuk ke dalam kawasan cagar budaya Kesultanan Siak setelah Istana Siak, ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan SK Kementerian PU dalam penetapan Siak sebagai Kota Pusaka,” kata Bupati Siak H Syamsuar.
Disampaikannya saat meninjau Tangsi Belanda yang terletak di Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Siak Sriindrapura, Senin (31/12). Didampingi Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Siak H Jamaluddin, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Pemukiman (PU Tarukim) H Irving Kahar Arifin.
Dijelaskannya, kompleks Tangsi Belanda ini akan dijadikan objek wisata baru yang maju di kawasan Mempura. Pengembangan ini dilakukan agar pengunjung tidak hanya terpusat di Istana Siak saja, namun ada spot lain yang tak kalah menarik dan layak datangi di seberang Kota Siak.
Dengan bertambahnya khazanah objek wisata maka orang akan berlama-lama di Siak menikmati berbagai destinasi yang tersaji indah. “Kita harapkan pengunjung selain melihat bangunan bersejarah, juga memiliki nilai edukasinya. Sambil menikmati kuliner dan bagi yang menginap di Siak bisa mengunjungi pada malam hari santai santai sambil menikmati kopi dan berfoto,” paparnya.
Masih kata Syamsuar, dari dua bangunan yang ada salah satunya ke depan akan difungsikan menjadi Museum Perjuangan Masyarakat Siak sejak zaman kerajaan dulu. Ia mengatakan akan menata lahan parkir, kios tempat penjualan suvenir, dan menyediakan kuliner lokal dan mancanegara.
Diakui bupati, belum seluruh bangunan yang ada di kompleks Tangsi Belanda ini dipugar. Di mana baru gedung depan yang direvitalisasi tanpa merusak arsitektur asli yang dibiayai APBN dari Kementerian PUPR.
Namun untuk mempercepat dibukanya objek wisata baru tahun 2019 akan disiapkan landscape atau taman didanai dari APBD Siak. Sedangkan Rumah Contreuler dan Lanraaad yang ada di Benteng Hilir meminta bantuan pihak swasta untuk merehapnya.
“Tidak hanya itu saja, kita juga sudah mengusulkan di 2019 ini pada Kementrian PU pembangunan jembatan gantung yang akan dibangun di samping terminal lama, mudah mudahan tahun ini dapat. Jadi pengunjung akan berjalan kaki meyusuri Sungai dari Kampung Sei. Mempura sampai Benteng Hilir,” harapnya.
Rencana dibukanya kawasan baru ini, agar para pengunjung tidak bosan berada di Siak, saat ini juga Rumah Peraduan sedang di renovasi dengan harapan bisa difungsikan sebagai objek baru bagi para pengunjung.
Syamsuar juga berharap konsep kepariwisataan Siak tidak terlepas dari nilai-nilai islami. Sesuai Visi Siak sehingga destinasi baru dapat menyesuaikan ke depan.
Terakhir, ia juga berpesan kepada masyarakat sekitar cagar budaya agar sama-sama memelihara aset sejarah. “Mari bersama-sama terlibat langsung memajukan objek wisata di kawasanya masing-masing,” pesannya.(egp)