Arkeolog: Harus Diteliti Lebih Mendalam

Kuantan Singingi | Sabtu, 28 September 2019 - 10:17 WIB

Arkeolog: Harus Diteliti Lebih Mendalam
Pjs Kepala Desa Pantai Idsno (dua kanan) bersama Ketua KTH PIU Jufri Antoni (kanan) dan Hendra S Jaya (dua kiri) dan Kasi Destinasi Pariwisata Disbudpar Kuansing Nasjuneri Putra memprelihatkan batu nisan yang ditemukan di sekitar pemukiman warga. (DEFIZAL/RIAUPOS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Penemuan bukit seperti piramida di kawasan Desa Pantai, Kecamatan Kuantan Mudik, Kuansing beberapa waktu lalu menggemparkan semua pihak. Apalagi masyarakat setempat juga menemukan batu nisan yang disebut-sebut peninggalan Melayu Kuno di pos kepolisian di kawasan Pasar Pantai. Hal itu membuat sebagian pihak menghubung-hubungkannya dengan kerajaan yang konon katanya pernah ada, Kerajaan Kandis dan Kerajaan Pinang Merah.

Terkait penemuan bukit berbentuk piramid itu, arkeolog dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Dr Herwandi MHum yang dimintai pandangannya mengatakan, ini harus dilakukan penelitian lebih mendalam.Harus dilihat dulu fakta lapangannya seperti apa. Ketika diperlihatkan hasil jepretan melalui drone Hendra S Jaya, sang penemu bukit itu, Herwandi kembali mengatakan tak bisa memberi pandangan yang lebih detail.


"Secara logika, bila bukit itu disusun dari batu-batu tertentu, pohon-pohon besar tentu tak akan tumbuh di bukit itu. Harus ke lokasi dulu untuk melihat fakta lapangannya seperti apa," ujar Herwandi yang dihubungi Riau Pos.

Dikatakan Herwandi jika bukit itu memang dari susunan batu-batu tertentu seperti dipahat, itu patut dicurigai mungkin peninggalan yang lebih tua.

"Namun saya harus lihat data lapangan seperti apa. Apakah bukit itu benar-benar disusun dari batu-batu tertentu dan ukurannya seperti apa," ujar dosen sejarah Fakultas Ilmu Budaya Unand yang meraih gelar doktornya di program studi Arkeologi di Universitas  Indonesia pada tahun 2002 itu.

Ketika dikirimkan foto dua buah nisan yang ditemukan warga setempat yang disebut-sebut peninggalan Melayu Kuno, Herwandi mengatakan, nisan itu itu sudah dapat dipastikan pada abad ke-18 M.

"Kalau bentuk  nisan mirip dengan nisan tipe Aceh yang diproduksi pada abad ke-18," ujar Herwandi yang mengatakan itu karena penelitiannya terkait tentang nisan Aceh tersebut.

Dikatakan Herwandi lagi, bila Pemkab Kuansing atau Pemprov Riau ingin melakukan penelitian mendalam terkait bukit mirip piramid itu, mereka bisa menghubungi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar Riau di Batusangkar.Herwandi pun sudah menghubungi pihak BPCB Sumbar. Dikatakannya, pihak BPCB bersedia ke lokasi.

"Namun tentu harus ada surat permintaan dari nagari/desa untuk meninjau atau survei ke lokasi. Jika ada surat itu, kawan-kawan di BPCB bisa dengan surat tugas," ujar Herwandi.(ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook