TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Rabu (12/10), merupakan hari bersejarah bagi Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Negeri jalur ini, genap berusia 23 tahun. Spanduk, umbul-umbul, serta baliho selamat HUT Ke-23 Kuansing pun terlihat mengisi ruas-ruas jalan utama Telukkuantan.
Pada 23 tahun lalu, lewat UU Nomor 53 tahun 1999, Kabupaten Kuansing sah berdiri sendiri, dan dimekarkan dari Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) sebagai kabupaten induk. Pemekaran itu tidak serta merta terjadi, tetapi pondasi pembentukan Kabupaten Kuansing digagas, diletakkan dan diperjuangkan oleh para tokoh pendiri. Sebagian di antara mereka telah wafat. Tak banyak tokoh pendiri Kuansing yang masih hidup dan melihat hasil jerih payah perjuangannya.
"Tak banyak di antara para tokoh pendiri yang masih hidup. Sebagian besar telah wafat," papar Suwardi MS dan Dr Ir Mardianto Manan MT, dua pendiri Kuansing yang dihubungi Riau Pos, Selasa (11/10) secara terpisah.
Menurut Suwardi MS, selain dirinya ada beberapa tokoh pendiri Kabupaten Kuansing yang masih hidup. Misalnya, Hasanusi JS, Ilyas Yakub, Rustam Efendi dari Cerenti, Suhendri Royik, Dr Ir Mardianto Manan MT, Aziz dari Singingi, Drs H Zulkifli MSi mantan Wabup Kuansing, Edyanus Herman Halim dan beberapa lainnya.
"Pak Hasanusi JS waktu itu adalah ketua panitia musyawarah besar (Mubes) pembentukan Kabupaten Kuansing," kata Suwardi MS.
Selain itu, ada sosok Ketua DPRD Inhu, Sudirman M Kas yang turut mendukung pembentukan Kabupaten Kuansing. Sudirman M Kas yang telah wafat berperan memimpin sidang paripurna pembentukan Kabupaten Kuansing untuk pengusulan ke Mendagri dan Otda.
Suwardi MS mengatakan, banyak kemajuan dan manfaat berdirinya Kuansing menjadi kabupaten. Masyarakat Kuansing sudah punya kedewasaan dalam partisipasi dalam pemerintahan. Putra putri Kuansing yang sudah memiliki jenjang pendidikan punya kesempatan menjadi pemimpin negeri. "Kalau tak begitu, tak kan ada orang Kuansing yang akan jadi bupati, ketua DPRD dan lainnya", sambung Suwardi MS.
Meski sudah mencapai banyak kemajuan, menurut Suwardi, Kabupaten Kuansing tentu saja perlu kerja keras terus untuk berbenah mencapai tujuan pendirian kabupaten ini. Dimana, misi pendirian kabupaten adalah untuk kesejahteraan masyarakatnya yang menjadi warga kabupaten itu.
Selain itu, di bidang peningkatan sumber daya manusianya, Kuansing sudah memiliki sebuah universitas atau perguruan tinggi, yakni Universitas Islam Kuantan Singingi (Uniks). Uniks sudah mewisuda ketujuh kali anak-anak Kuansing sebagai mahasiswa didiknya.
Lalu di dunia pendidikan menengah, Kuansing memiliki sekolah unggulan, yakni Sekolah Pintar. Semua itu untuk meningkatkan kualitas SDM Kuansing. "Kalau mereka ke daerah lain, belum tentu saja bisa menamatkan pendidikannya," ujar Suwardi MS.
Ketua DPRD Inhu, Sudirman M Kas memimpin sidang paripurna untuk mengusulkan ke Mendagri dan Otda. Memang, kata Mardianto Manan, para tokoh pendiri Kuansing hanya beberapa orang masih hidup. Namun ia bangga, kini Kuansing sudah setara dengan kabupaten induk (Inhu) dan kabupaten lainnya di Riau.
"Memang masih banyak yang harus kita benahi lagi. Tapi yang jelas sekarang kita sudah setara bahkan menurut saya lebih maju dari kabupaten induk. Anak jati Kuantan Singingi sudah jadi tuan rumah di kampung sendiri," ujar Mardianto.
Musyawarah Besar (Mubes) pembentukan Kabupaten Kuansing 9 Juni 1999, dilaksanakan di Balai Adat Teluk Kuantan yang sekarang gedung pertemuan Kantor Camat Kuantan Tengah. Ketika itu, ada beberapa komisi. Ia bersama Drs H Zulkifli MSi mantan Sekda dan Wabup Kuansing, Suhendri Royik pensiunan PNS Pemprov Riau, tergabung dalam komisi bidang ekonomi.
Dalam Mubes itu, ada cita-cita yang ingin diwujudkan ketikan menjadi kabupaten. Beberapa poin besar adalah, peningkatan sumber daya manusia (SDM) Kuansing melalui pendidikan, perbaikan dan pemerataan infrastruktur serta pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai upaya untuk membantu dan meningkatkan ekonomi masyarakat Kuansing.
Peningkatan SDM Kuansing diwujudkan dengan pendirian sebuah perguruan tinggi, yakni Sekolah Tinggi Teknologi Unggulan Swarnadwipa (STT-US). Dimana dirinya ditunjuk sebagai Rektor Pertama STT-US Kuansing.
Dalam perjalannya, STT-US berkembang dan menambah jurusan pertanian, sehingga menjadi Sekolah Tinggi Teknologi dan Ilmu Pertanian Unggulan Swarnadwipa (STT IP-US). "Stambuk rektor STT IP - US pun sambung menyambung. Dari saya ke almarhum Ir H Mahdili MT, Ir H Liusman Saleh dan lainnya," kata Mardianto.
Kuansing terus berkembang, begitu juga perguruan tinggi. Sebuah Sekolah Tinggi Agama Islam Kuantan Singingi (STAI-KS) pun berdiri. Kemudian berkembang dan muncul diskusi mendirikan universitas dengan menggabungkan dua perguruan tinggi yang ada.
"Maka berdirilah Universitas Islam Kuantan Singingi (Uniks) sekarang. Tapi kami tak pernah diundang saat anak-anak kita wisuda atau kuliah umum. Kita ingin memberikan pemahaman tentang negeri ini dan kampus ini", tambah Mardianto yang sedikit heran.
Begitu juga dengan perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan di Kuansing. Ia masih ingat betul, bagaimana ruas jalan menuju lapangan Limuno Teluk Kuantan yang sekarang menjadi ruas jalan utama Kota Telukkuantan rusak berat, berlubang dan belum di spal. Dimana sekarang sudah elok.
Terlepas dari itu semua, anggota DD Riau ini sepakat kalau Kuansing sudah bisa berdiri sejajar dengan kabupaten di Riau lainnya. Namun tidak boleh terhenti. Karena masih banyak cita-cita pendirian kabupaten ini belum terwujud. Perjuangan itu harus dilanjutkan oleh para pemimpin negeri sekarang, rangkul semua komponen yang ada tanpa perbedaan.
Sementara Plt Bupati Kuansing Drs H Suhardiman Amby AK MM berharap, di usia 23 tahun Kuansing, bisa menjadi tonggak awal untuk menjadikan "Kuansing hebat, ekonomi kuat".
Momen ulang tahun, menurut Suhardiman, jadi momen mengenang betapa sulitnya mendirikan kabupaten ini. Dimana Pemkab akan melakukan ramah tamah dengan para tokoh pendiri, tokoh masyarakat, tokoh adat dan komponen lainnya. Selain mengenang lahirnya Kuansing juga meminta pandangan mereka dalam membangun Kuansing ke depan.
"Jadi, berhentilah kita saling menghujat, membuli. Mari satukan kekuatan untuk memperbaiki kompetensi birokrasi kita, upaya meningkatkan PAD kita yang dibantu para ahli dan komponen lainnya," kata Suhardiman.(dac)