JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Aparat kepolisian telah melakukan reka adegan upaya pembunuhan istri dengan selingkuhan terhadap suaminya. Dari hasil sementara, pelaku nekat melakukan kejahatan itu bermotif ekonomi. Karena, pelaku ingin menguasai harta korban dan bukan hanya soal asmara.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Budhi Herdi Susianto memastikan motif pasangan selingkuhan YL (40) dan BHS (33), dibalik upaya percobaan pembunuhan terhadap VT adalah ingin menguasai harta korban. Memang ada motif sakit hati yang dirasa YL terhadap VT yang merupakan suaminya itu.
YL sakit hati karena diselingkuhi. Alhasil YL selingkuh dengan sopirnya sendiri BHS.
"Selain motif asmara, hanya sebagai bumbu saja. Tapi, ia juga ingin menguasai harta dari korban," ujar Kombes Pol Budhi Herdi Susianto saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (4/10).
Dari hasil pengakuan keduanya mereka telah menjalin hubungan terlarang itu tiga bulan lamanya. Diyakini kuat BHS hanya menjadikan hubungan asmara dengan YL sebagai batu loncatan agar dia bisa menguasai harta VT.
"Menjalin asmara kurang lebih tiga bulan terakhir. Kami melihat asmara ini hanya satu tangga saja, cara dia mencapai tujuannya yang lebih besar lagi," katanya.
Budhi menyebut peran BHS dalam percobaan membunuh suami selingkuhannya yaitu VT lebih banyak ketimbang peran YL yang merupakan istri korban. Hal ini terbukti dari reka ulang adegan atau rekonstruksi yang diperagakan keduanya. Rekonstruksi sendiri dilakukan kemarin, Kamis 3 Oktober 2019 di Markas Polsek Kelapa Gading.
Setidaknya ada 18 adegan yang diperagakan keduanya. Namun hanya adegan percobaan pembunuhan dengan racun sianida saja yang dilakukan lantaran percobaan dengan pembunuh bayaran tak dilakukan karena dua eksekutor yang disewa belum tertangkap.
"Dari reka ulang terlihat di antara kedua tersangka peran yang dominan adalah laki-laki, BHS. Indikasinya BHS ini memang ada motif tertentu terhadap keluarga tersebut," tuturnya.
Rekonstruksi, lanjut Budhi, menampakkan kalau YL lebih banyak mengikuti. Sementara BHS yang mencari-cari ide membunuh mulai dari meracun hingga menyewa pembunuh bayaran. Sebagai salah satu bukti lagi kalau BHS lebih dominan dalam kasus ini, polisi menyebut kalau salah satu eksekutor yang dia sewa adalah temannya.
Namun tak dirinci apakah HER atau BK yang teman BHS. "Salah satunya (eksekutor) teman dekat tersangka BHS," pungkasnya.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi