KOTA (RIAUPOS.CO) - Nofriadi Eka Putra masih tampak syok. Ia adalah satu dari tiga anggota Satpol PP Pekanbaru yang menjadi korban pengeroyokan 30 oknum anggota Dit Sabhara Polda Riau, Selasa dini hari (1/12).
Kepada Riau Pos, Putra kemudian menunjukkan luka di dahinya danluka lebam di beberapa bagian tubuh. Luka di dahi, disebutkannya akibat sudutan rokok yang dilakukan oknum polisi. Rekannya Yulfendri mengalami luka lebam. Sedangkan kondisi kritis dialami Nuryahya yang mengalami patah tangan, retak tulang punggung serta luka di leher. ”Mereka datang menggunakan motor trail, lengkap dengan pakaian seragam dinasnya. Tiba-tiba tidak pakai tanya, langsung menyerbu dan memukul,’’ kata Putra saat ditemui di Kantor Badan Satpol PP Kota Pekanbaru.
Menurutnya, penyerangan ini berlatar belakang adik salah satu oknum anggota Polda Riau terjaring razia. ”Ketika mau diproses untuk dibebaskan, dia menelpon abangnya. Kami bilang, untuk dibebaskan harus ada orang yang menjaminnya. Abangnya lebih dahulu datang dan langsung mencak-mencak. Saat diminta KTP dia memaki, dia tuduh kami memukul adiknya,’’ papar Putra.
Para pelaku penganiayaan ini, sebut Putra seolah menganggap perbuatan mereka biasa saja. Karena setelah menganganiaya, mereka meminta maaf pada para korban dan kemudian pergi begitu saja. ”Mereka meminta maaf setelah memukul, padahal kami sudah babak belur. Ini tidak bisa minta maaf begitu saja, kawan saya satu koma, satu lagi kena senjata tajam,’’ keluhnya.
Tiga korban yang ditinggalkan oknum polisi pelaku penganiayaan ini langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. ”Saya dan Yulfendri sudah bisa pulang dan rawat jalan. Sedangkan Nuryahya parah kondisinya. Dia diinjak-injak dan dipukul pakai tongkat T,’’ cerita Putra sambil mengatakan dirinya saat itu sebenarnya sedang bertugas sebagai provos Satpol PP dan berusaha melerai.
Pantauan Riau Pos, Selasa pagi hingga siang kemarin, kondisi di kantor Badan Satpol PP Kota Pekanbaru tampak normal. Anggota Satpol PP memakai baju seragam coklat memang tampak ramai berkumpul, namun tak terlihat adanya gelagat aksi balasan.
Pada pos penjagaan yang dirusak puluhan oknum polisi tersebut tampak kaca disana pecah akibat hantaman benda tumpul. Disini, olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sudah dilakukan Unit Identifikasi Polresta Pekanbaru. Pasca pengeroyokan dan pengerusakan tersebut, kekhawatiran akan adanya aksi balasan memang muncul. Namun hal itu ditepis Kepala Badan Satpol PP Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian.
Zulfahmi saat ditemui di kantornya siang kemarin tampak masih mengenakan jaket kulit hitam dan baju kaos. Ia belum pulang dari kantornya sejak insiden itu terjadi.’’ Kita sudah laporkan ke institusi yang bersangkutan dan ke Polresta Pekanbaru. Kami juga melakukan konsolidasi ke dalam, kita amankan anggota, satu komando, tidak melakukan tindakan keluar,’’ terangnya memaparkan langkah yang diambil agar keributan tak berkelanjutan.
Zulfahmi kemudian memaparkan kronologis hingga peristiwa tersebut terjadi. ”Kita melaksanakan tugas rutin, patroli yang kita laksanakan setiap hari. Tadi malam sekitar pukul 23.00 WiB di lokasi yang rawan menjadi tempat kumpul muda mudi, Stadion Utama, AKAP, Purna MTQ dan Taman Kota,’’ urainya.