Kendati menjadi korban kejahatan jalanan, Wan Nurshima Wan Jusoh tidak melaporkan ke pihak berwajib untuk pengusutan lebih lanjut. Diharapkan pelaku dapat ditangkap agar hal serupa tidak terulang lagi bagi warga Pekanbaru lainnya.
“Kata ibuk, tidak dilaporkan ke polisi. Tapi diharapkan pelakunya ditangkap,” jelas Feri Amri.
Terpisah, Kapolsek Sukajadi Kompol Zulfa Renaldo mengaku, belum menerima adanya laporan aksi penjambretan yang dialami Kepala Konsultan Malaysia Pekanbaru itu.
“Belum ada. Kami menunggu laporannya. Kalau tidak ada laporannya, kami tidak bisa menindaklanjutinya,” ujar Zulfa Renaldo.
Sementara Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto mengatakan, akan terus menyelidiki siapa pelakunya, meski korban belum melaporkan peristiwa itu.
“Saat ini korban sedang dirawat,” ujar pria yang kerap dipanggil Santo tersebut.
Sementara itu Kanit Opsnal Reskrim Polresta Pekanbaru Ipda Rachmat Wibowo mengatakan sepanjang 2018 terdapat 25 kasus penjambretan, di mana 18 kasus terungkap.
Catatan yang dirangkum Riau Pos selama tahun 2018 silam telah terjadi dua kasus jambret yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Yakni pada 26 April menimpa Yulianti Agustin. Dia meninggal dunia akibat terjatuh dan terseret 12 meter usai dijambret orang tak dikenal di Jalan Gunung Kidul, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya. Kasus lainnya pada 18 Agustus 2018 yang menimpa Evi Mulyani (22) dan Riah Diljanah (20) di Jalan Sudirman. Evi yang sempat koma akhirnya meninggal sehari setelahnya.(rir/man)