BATAM (RIAUPOS.CO) - Susanti, ibu Muhammad Maulana, balita 2,7 tahun, kaget bukan main ketika melihat kondisi anaknya terbaring di ruang jenazah RSBP, Batam. Dia tidak menyangka suaminya memperlakukan anaknya separah itu.
"Saat di rumah sakit lah baru aku tahu anakku di simpan dalam lemari, udah lemas juga aku," kata Yanti nama panggilan akrab Susanti.
"Astagfirullah, kok sampe hati kau buat anak ku kayak gini," ungkap Yanti kepada Efendi saat di RSBP Batam, Sekupang seperti dikutip batampos.co.id (Group riaupos.co), Rabu.
Efendi pun langsung mengemis meminta maaf kepada Yanti, "Maafkan aku bu, aku tidak sengaja, aku takut ibu marah," ungkap Yanti.
Berawal dari pengakuannya di RSBP Batam, pihak kepolisian langsung mengubah status Efendi yang awalnya menjadi saksi menjadi tersangka.
Penderitaan Yanti tidak hanya sampai disitu, setelah kehilangan anak pertamanya dan ditetapkannya suaminya sebagai tersangka, Yanti pun dibully oleh warga sekitar.
"Langsung didatangi oleh warga ramai-ramai, mereka mengatakan bahwa saya bersekongkol dengan suami saya membunuh Maulana," ujar Yanti.
Tidak hanya sekali saja Yanti didatangi oleh warga, bahkan warga datang dua kali ke rumahnya saat Minggu (4/2) sore dan Senin (5/2) pagi. "Mereka ada yang berteriak, ngapain kau bebas, kau kan membunuh anak mu," ungkap salah seorang warga yang didengar Yanti.
Karena merasa ketakutan di datangi warga, Yanti pun sempat lari ke rumah RT setempat dan meminta bantuan, bahkan hingga ke Mapolsek Lubuk Baja.
"Saya tadi udah lapor sama pak Adi Polsek Lubuk Baja, karena yang tangani kasus ini pak Adi, jadi kalau ada yang datang lagi saya di suruh melapor ke polisi," tutup Yanti.