MAKANAN CAMILAN

Enak Jadi Camilan, Ini 6 Bahaya Kacang Tanah bagi Kesehatan

Kesehatan | Minggu, 26 Desember 2021 - 08:06 WIB

Enak Jadi Camilan, Ini 6 Bahaya Kacang Tanah bagi Kesehatan
ILUSTRASI (DOK JPNN)

ANDA penggemar kacang tanah? Kacang tanah memang sering dikonsumsi sebagai camilan kesukaan banyak orang. Kacang tanah sangat disukai karena rasanya yang gurih.

Kacang tanah bisa diolah dalam berbagai hidangan. Mulai dari kacang tanah rebus, selai kacang, kue kacang, dan lainnya.


Namun, makan terlalu banyak kacang tanah bisa memiliki efek negatif pada kesehatan Anda. Terlalu banyak konsumsi kacang tanah bisa menyebabkan beberapa efek samping, seperti meningkatnya kadar kalori, lemak, racun dan anti-nutrisi.

Berikut ini penjelasannya, seperti dikutip laman Livestrong.

1. Berkontribusi pada Kenaikan Berat Badan

Salah satu kerugian kacang tanah, terlepas dari kontribusi mereka terhadap kesehatan Anda secara keseluruhan adalah kandungan kalorinya yang tinggi.

Kalori bisa membuat perbedaan jika Anda mencoba mengelola berat badan kamu. Pedoman diet merekomendasikan asupan harian 1.600 hingga 2.400 kalori untuk wanita dewasa dan 2.000 hingga 3.000 kalori untuk pria dewasa, tergantung pada usia dan tingkat aktivitas fisik.

Itu berarti sedikit kacang tanah menyumbang 9 persen dari tunjangan kalori harian Anda jika kamu mengikuti diet 2.000 kalori.

2. Menghambat Penyerapan Mineral

Kacang tanah adalah sumber fosfor yang baik, dengan 113 miligram per ons. Namun, fosfor pada kacang berada dalam bentuk penyimpanan yang disebut asam fitat atau fitat.

Falat sering disebut sebagai anti-nutrisi karena mereka mengelola mineral lain, dan mencegah kemampuan tubuh Anda untuk memanfaatkannya. Ketika Anda makan kacang tanah, fitat mengikat dengan nutrisi lain dan mengurangi penyerapan mereka.

Mineral yang paling rentan adalah besi, seng, kalsium dan mangan. Selain itu, fitat mengurangi kecernaan protein, dan seiring waktu ini bisa menyebabkan defisiensi mineral, alergi dan iritasi pada saluran usus.

Falat bisa berkontribusi pada kekurangan mineral, terutama pada anak kecil atau orang dengan diet buruk.

3. Efek Samping Alergi Kacang

Kacang adalah salah satu alergen yang paling umum dan bisa menyebabkan respons yang parah, berpotensi mengancam jiwa.

Reaksi terhadap kacang tanah tidak bisa diprediksi, bahkan dengan jumlah yang sangat kecil. Ini hasil dari sistem kekebalan tubuh Anda, yang mengidentifikasi protein kacang yang berbahaya dan memicu gejala.

Kontak kulit kasual biasanya tidak menimbulkan masalah kecuali jika Anda menyentuh mata, hidung atau mulut.

Kontaminasi silang yang tidak disengaja bisa terjadi sebagai hasil dari makanan yang terpapar kacang selama persiapan.

4. Terlalu Banyak Natrium

Banyak jenis kacang yang mengandung garam dan penyedap yang mungkin berdampak pada tekanan darah Anda. Misalnya, satu ons kacang tanah Valencia asin mengandung 219 miligram natrium. USDA merekomendasikan Anda membatasi asupan natrium menjadi 2.300 miligram setiap hari. Itu sama dengan 1 sendok teh.

Terlalu banyak natrium bisa berdampak negatif pada kesehatan Anda. American Heart Association menjelaskan, natrium ekstra dalam aliran darah menarik air ke pembuluh darah Anda. Volume ekstra menghasilkan peningkatan tekanan darah, yang bisa menyebabkan beban ekstra untuk jantung Anda.

5. Kontaminasi Jamur

Aflatoksin adalah keluarga racun yang diproduksi oleh jamur tertentu yang ditemukan pada kacang. Orang-orang bisa terpapar aflatoksin dengan makan kacang yang terinfeksi atau bahkan menghirup debu yang dihasilkan.

Aflatoksin adalah karsinogen yang bisa meningkatkan risiko kanker hati jika kacang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.

6. Asam Lemak Omega yang Tidak Seimbang

Kacang tanah mengandung asam lemak omega-6 dengan 4.361 miligram per ons. Omega-6 adalah asam lemak tak jenuh ganda esensial yang digunakan untuk menghasilkan energi dalam tubuh Anda.

Namun, omega-6 dan omega-3 harus bertindak dalam kombinasi dan keseimbangan yang benar untuk bermanfaat bagi kesehatan Anda.

Nah, kacang tanah kekurangan asam lemak omega-3. Ketidakseimbangan diet sejumlah besar omega-6 hingga asam lemak omega-3 yang bisa meningkatkan peradangan. Ini tentunya bisa berkontribusi pada obesitas, penyakit jantung, radang sendi dan masalah kesehatan kronis lainnya.

Sumber: JPNN/Livestrong/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook