JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pneumonia merupakan gangguan pernapasan menjadi salah satu penyebab kematian pada balita di Indonesia. Jika tak lakukan deteksi dini dan terlambat penanganan, bisa berdampak fatal pada sang buah hati.
Tanpa pengetahuan yang cukup, orang tua tanpa sengaja dapat menyalahartikan gejala pneumonia sebagai gejala flu biasa. Sehingga anak tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya. Padahal, tanpa perawatan yang benar, pneumonia dapat mengakibatkan komplikasi seperti kesulitan bernafas, infeksi aliran darah, penumpukan cairan atau nanah di dalam atau di sekitar paru dan kematian.
Dalam keterangan tertulis Pfizer, Kamis (24/9), ada beberapa fakta yang bisa disimak oleh para orang tua untuk bisa mencegah situasi urgent dan deteksi dini terhadap kasus pneumonia pada anak.
1. Pneumonia menjadi penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF, lebih dari 19.000 anak balita di Indonesia meninggal akibat pneumonia pada tahun 2018. Artinya, lebih dari dua anak di Indonesia setiap jamnya meninggal karena pneumonia.
2. Gejala Pneumonia dapat menyerupai gejala flu. Gejala awal dari pneumonia meliputi sesak napas, nyeri dada, demam, batuk, dan kehilangan nafsu makan, yang mudah disalahartikan sebagai gejala flu biasa. Orang tua sebaiknya jangan menunggu sampai anak terkulai lemas untuk memastikan bahwa anak sedang sakit. Ketika ritme napas anak menjadi cepat, dan anak tampak tidak nyaman ketika bernapas, orang tua sudah harus sigap membawa si kecil ke dokter.
3. Pneumonia dapat menular lewat berbagai agen dan medium. Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai agen, mulai dari bakteri, virus, hingga jamur. Salah satu penyebab pneumonia yang paling umum adalah infeksi dari bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumokokus). Agen tersebut dapat berpindah melalui udara (ketika batuk atau bersin), melalui darah termasuk dari persalinan, atau dari permukaan yang terkontaminasi.
4. Gunakan "AKAL" Sehat untuk mencegah kematian akibat pneumonia. Walaupun pneumonia terdengar mengerikan, orang tua dapat melindungi sang buah hati dengan menjalankan empat langkah sederhana "AKAL" Sehat untuk mencegah pneumonia. Yakni: Awasi bahaya pneumonia, Kenali penyebab dan gejalanya, Ayo imunisasi PCV untuk mencegah, dan Lakukan pada usia 2, 4, dan 6 serta 12-15 bulan untuk menjaga anak tetap Sehat.
Apa itu imunisasi PCV? Cara paling efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia adalah melalui imunisasi, meliputi imunisasi terhadap kuman Hib, pneumokokus, campak dan pertusis. Pneumonia yang disebabkan bakteri pneumokokus dapat dicegah dengan imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Seperti tercantum dalam langkah "AKAL" Sehat, imunisasi PCV perlu dilakukan pada usia anak 2, 4, dan 6 bulan, dengan booster pada usia 12-15 bulan. Namun, jika bayi Ayah-Bunda sudah melewati usia 6 bulan dan belum menerima imunisasi PCV, maka pemberian imunisasi PCV dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Usia 7-12 bulan: Imunisasi PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak paling sedikit 1 bulan, dengan ditambah 1 dosis booster di usia 12 – 15 bulan.
2. Usia 1-2 tahun: Imunisasi PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan.
3. Usia di atas 2 tahun: Imunisasi PCV hanya dilakukan 1 kali.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi