JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Minum kopi menyebabkan masalah pada kesehatan. Hal ini diungkapkan pada penelitian terdahulu. Namun, penelitian terbaru memberikan bukti bahwa minum kopi sebenarnya memiliki beragam manfaat bagi kesehatan.
Penelitian tentang manfaat kopi ini diungkapkan oleh Ketua Departemen Nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health, Frank Hu. Dia mengatakan bahwa bukti secara keseluruhan cukup meyakinkan bahwa kopi lebih menyehatkan daripada merugikan dalam hal kesehatan.
“Bagi kebanyakan orang, konsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat dijadikan sebagai rutinitas yang menyehatkan,” ujarnya dalam laman Harvard TH Chan.
Frank Hu menegaskan bahwa asupan kopi dalam jumlah sedang, yaitu sekitar 2 hingga 5 cangkir sehari dapat mengurangi resiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker hati, endometrium, penyakit Parkinson, dan depresi. Bahkan, orang yang minum kopi tidak menutup kemungkinan bisa menurunkan resiko kematian dini.
Penelitian awal menyatakan bahwa adanya hubungan antara kopi dengan penyakit jantung hingga asma. Namun, responden yang diteliti tersebut banyak juga yang merokok. Sehingga banyak peneliti yang berpikir bahwa kopi memiliki dampak buruk yang dominan terhadap kesehatan.
“Dulu saya rasa banyak orang yang berpikir, 'Oh, kopinya enak sekali, pasti ada sesuatu yang buruk dari meminum kopi',” ujarnya.
“Jadi saya berpikir bahwa ada kabar baiknya, yaitu bagi kebanyakan orang, kopi sebenarnya memberikan beberapa manfaat kesehatan,” imbuh dia.
Frunk juga mengungkapkan dalam penelitiannya yang dirilis pada 5 April 2021 itu, bahwa kelompok tertentu harus berhati-hati dalam minum kopi. Tidak banyak yang diketahui mengenai efek kopi pada anak-anak, dan kafein pun bisa berbahaya bagi kehamilan. Terlalu banyak kafein juga dapat menyebabkan kecemasan pada penderita gangguan panik atau kecemasan.
Bagi mereka yang minum kopi, para ahli menyarankan untuk menyeduhnya dengan filter kopi, karena kopi tanpa filter dikaitkan dengan tingkat kematian dini yang lebih tinggi. Selain itu juga dapat mengandung senyawa tertentu untuk meningkatkan kadar LDL, atau kolesterol jahat. Para peneliti juga menyarankan untuk tidak berlebihan dengan tambahan krim atau gula.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman