PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Selain bisa menyebabkan sesak napas, ternyata kabut asap akibat Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga memicu alergi pada kulit. Akibat alergi tersebut, kulit akan terasa gatal.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Chalvantharan Peravy, saat kegiatan health talk yang dilaksanakan di Hotel Grand Elite, Sabtu (21/9/2019) malam. Dalam kegiatan tersebut, juga menghadirkan Dr Husin Marijan, yang keduanya merupakan dokter dari rumah sakit KPJ Klang, Malaysia.
"Kalau sehabis keluar rumah di tengah kondisi kabut asap seperti ini, sebaiknya langsung mandi. Karena kabut asap ini bisa membuat alergi pada kulit, sehingga kulit akan gatal-gatal," katanya.
Pada kesempatan itu, dokter Peravy juga mengingatkan, kepada masyarakat yang memiliki riwayat penyakit pernapasan atau paru-paru, disarankan untuk tidak ke luar rumah atau ruangan. Karena, kabut asap ini dapat memicu penyakit paru-paru semakin parah.
"Yang punya penyakit ini, harus betul-betul waspada dan jauhkan dari asap. Lebih baik berdiam diri di dalam rumah, kemudian juga jika mau keluar rumah, gunakan masker N95, bukan masker yang biasa. Karena itu tidak bisa menyaring partikel dari kabut asap," sebutnya.
Dikatakan Dr Peravy, bahwa saat ini kabut asap juga sudah sampai di Malaysia. Bahkan, sekolah-sekolah juga sudah diliburkan, dan masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di luar ruangan.
"Di Malaysia, jika ISPU sudah 200, maka sekolah-sekolah langsung diliburkan. Masyarakat juga sudah takut untuk ke luar rumah," ujarnya.
Laporan : Soleh Saputra
Editor : Firman Agus