JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Suntik Toxin Botulinum atau akrab dikenal botox belakangan sedang menjadi tren. Sebab salah satu hasilnya adalah menghilangkan kerutan-kerutan di kulit, khususnya wajah. Tetapi dalam kondisi tertentu, dokter menyarankan masyarakat untuk tidak melakukan suntik botox.
Anjuran tersebut disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (Perdoski) Dokter M. Yulianto Listiawan. Dokter spesialis dermatovenereologi (Sp.DV) yang akrab disapa Wawan itu mengatakan setidaknya ada dua hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan suntik botox.
’’Jangan terlalu (di usia) muda. Karena merangsang pembentukan antibodi,’’ kata Wawan dalam peluncuran buku pedoman injeksi Toksin Botulinum (Botox) di Serpong Sabtu (19/11/2022).
Untuk diketahui, buku pedoman hasil kerjasama Perdoski, Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI), dan Merz Aesthetics itu adalah pedoman injeksi botox pertama kali yang diterbitkan terbatas untuk kalangan dokter.
Dokter Wawan mengatakan suntik botox dilakukan tentu ketika ada indikasi. Misalnya mulai muncul kerutan. Dia mengungkapkan bahwa hampir semua suntikan botox dilakukan untuk menghilangkan kerutan atau aging combat. Jadi meskipun setelah disuntik botox wajah bisa langsung kelihatan kinclong, sebaiknya tidak dilakukan pada usia muda.
Pertimbangan kedua sebelum melakukan suntik botox adalah, sebaiknya tidak dilakukan usai menerima vaksinasi. Khususnya vaksinasi Covid-19. Dokter Wawan mengatakan setiap orang bisa menghasilkan respon yang beragam setelah mendapatkan vaksin Covid-19. Umumnya tubuh menjadi lemas, karena antibodi sedang aktif melawan virus yang dimasukkan lewat vaksin.
’’Sebaiknya tunggu beberapa waktu dulu, sebelum melakukan suntik botox,’’ tuturnya. Dia khawatir jika suntik botox dilakukan setelah suntik vaksin Covid-19, tidak menghasilkan respon yang maksimal. Padahal untuk suntik botox, biayanya tidak bisa dibilang murah.
’’Semua tentu ingin suntikan botox efektif dan menghasilkan hasil yang maksimal,’’ jelasnya.
Dia menegaskan bahwa buku panduan injeksi yang mereka keluarkan itu, diantaranya adalah untuk menghasilkan suntikan botox yang efektif. Suntikan botox tidak perlu dilakukan di semua titik wajah. Tetapi di lokasi tertentu, namun hasilnya tetap efektif membuat kerutan di wajah hilang.
Menurut pengalamannya pada awal-awal suntikan botox, hasilnya bisa awet hingga enam bulan. Tetapi untuk tahapan berikutnya, efek dari suntikan botox tahap sekitar tiga bulan. Dokter Wawan juga mengingatkan supaya dokter menyuntik botox dengan produk resmi yang sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman