JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Makanan tinggi garam dan lemak dapat menyumbang kenaikan tekanan darah atau hipertensi. Garam tinggi atau lemak berpotensi menjadi pemicu hipertensi jika sudah di atas 120/80 mmhg.
“Melihat risiko yang dapat diakibatkan oleh asupan garam berlebih, kami merasa perlu untuk memberikan edukasi ke masyarakat pentingnya bijak dalam penggunaan garam melalui kampanye Bijak Garam yang sedang digiatkan,” kata Head of Public Relations Department PT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya baru-baru ini.
Grant Senjaya menuturkan ajakan menghindari garam berlebih itu dalam seminar baru-baru ini. Seminar itu bertema “Peran Umami dalam Pencegahan Hipertensi dan Perbaikan Gizi Terkait Anemia”.
Grant Senjaya meminta masyarakat untuk memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan.
Dia menilai, sejumlah masyarakat masih sulit untuk mengurangi garam. Mereka berpendapat bahwa makanan dengan garam yang lebih sedikit menimbulkan rasa kurang enak.
“Mengurangi penggunaan garam dapat disiasati dengan menambahkan MSG, agar rasa masakan tetap enak,” kata Grant Senjaya.
Hipertensi Silent Killer
Ahli gizi Nazhif Gifari mengatakan, hipertensi disebut sebagai the silent killer atau pembunuh diam-diam. Hipertensi sering timbul tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi.
“Akan tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi,” ungkap Nazhif Gifari.
Faktanya, hipertensi merupakan penyakit metabolisme nomor 1 dengan jumlah penderita paling banyak di Indonesia. Bahkan lebih banyak daripada jantung dan diabetes.
Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya dan berujung komplikasi. Untuk mencegah hipertensi, Kementerian Kesehatan juga menganjurkan untuk CERDIK: Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress.
Hindari Makanan Asin
Nazhif Gifari menyebut bahwa makanan asin dengan tinggi garam menjadi salah satu penyebab hipertensi. Data Riskesdas RI mengatakan, 29,7 persen orang Indonesia mengkonsumsi makanan asin yang tinggi garam lebih dari 1 kali per hari.
Untuk mengurangi konsumsi garam, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan anjuran batas konsumsi garam adalah 2.000 mg natrium atau setara dengan garam 1 sendok teh per orang per hari (5 gram per orang per hari).
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH DIET) juga dapat digunakan untuk pencegahan dan manajemen hipertensi dengan prinsip banyak mengkonsumsi buah dan sayuran, susu rendah, lemak dan hasil olahnya serta kacang- kacangan. Konsumsi garam yang berlebihan bisa mengakibatkan diabetes, hipertensi, stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung.
Prevalensi Hipertensi
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen atau sekitar 63.309.620 orang di Indonesia terkena hipertensi. Hipertensi terjadi pada kelompok usia produktif yaitu 31-44 tahun sebesar 31,6 persen, usia 45-54 tahun sebesar 45,3 persen, dan usia 55-64 tahun sebesar 55,2 persen. Hipertensi bahkan menduduki posisi teratas dari 10 penyakit Penyebab Utama Kematian Nasional (Indonesia) 2019.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman