JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Dinas Kesehatan (Diskes) DKI Jakarta sudah menemukan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jakarta. Oleh karena itu, Diskes meminta agar orang tua memperhatikan anak-anaknya jika sakit dan gejala-gejala lain penyakit gagal ginjal akut misterius.
"Segera periksakan ke dokter. Perhatikan frekuensi dan jumlah buang air kecil (BAK), jika berkurang dari biasanya atau bahkan tidak BAK sama sekali, maka jangan tunda untuk berobat," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia, dikutip Sabtu (15/10).
Selain itu, Dwi juga meminta agar orang tua lebih memperhatikan lagi kebersihan di sekitar anak, salah satunya adalah dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
"Contoh cuci tangan sebelum makan, pilih makanan yang bersih, dimasak dengan benar," lanjutnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatatkan 42 laporan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jakarta. Laporan tersebut terhitung sejak 1 Januari hingga 13 Oktober 2022.
Dikutip dari infografis resmi yang diunggah Instagram Diskes, kasus itu terdiri dari 29 kasus laki-laki, dan 13 kasus perempuan. Dari jumlah itu, 37 kasus balita dan lima kasus usia 5-18 tahun.
Lebih jauh lagi, sebanyak 25 orang meninggal dunia karena penyakit misterius tersebut dan 7 orang masih dirawat inap. Sedangkan 10 orang lainnya sudah dinyatakan sembuh.
Terkait dengan penyebab gangguan ginjal akut misterius itu, Diskes DKI masih belum diketahui secara pasti dan masih dalam proses investigasi.
"MIS-C (Multysistem Infommatory Syndrome in Children) diduga berkaitan dengan penyebab gangguan ginjal pada serial kasus ini, namun adanya kemungkinan penyebab lain tetap harus dicari," tulis akun Instagram @dinkesdki, dikutip Jumat (14/10).
Diskes DKI mengungkapkan MISC merupakan komplikasi yang dapat muncul pada pasien Covid-19 anak ditandai peradangan di berbagai sistem organ termasuk ginjal. Selain itu, gejala awal gangguan ginjal akut misterius di antaranya demam, diare, muntah, serta batuk dan pilek.
Sedangkan gejala lanjutannya adalah jumlah urine dan frekuensi buang air kecil berkurang, badan membengkak, penurunan kesadaran dan sesak nafas.
"Jika ditemukan gejala demam, diare, muntah, frekuensi buang air kecil berkurang, sebaiknya dalam 12 jam harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan," lanjutnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi