Hepatitis B, si Penyakit Kuning yang Berisiko Menjadi Kanker Hati

Kesehatan | Minggu, 08 September 2019 - 13:32 WIB

Hepatitis B, si Penyakit Kuning  yang Berisiko Menjadi Kanker Hati
Hepatitis B - Internet

(RIAUPOS.CO) - Hepatitis adalah penyakit peradangan pada organ hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi baik virus, bakteri maupun parasit), obat-obatan tertentu termasuk obat tradisional, konsumsi alkohol, dan penyakit-penyakit tertentu seperti autoimun.

Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia. Saat ini hepatitis yang kita kenal adalah hepatitis akibat virus. Terdapat 5 jenis virus hepatitis yang sudah familiar yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A,B,C,D,E bukanlah stadium atau tingkatan dari penyakit, namun merupakan jenis virus hepatitis.


Terdapat dua cara penularan virus hepatitis. Pertama, virus yang ditularkan secara fekaloral (melalui makanan) yaitu virus hepatitis A, E, yang sering muncul sebagai kejadian luar biasa (KLB). Kedua, virus yang ditularkan secara parenteral (melalui darah) yaitu B, C dan D, di mana hepatitis B dan C, dapat menjadi kronis dan menyebabkan kanker hati, sedangkan hepatitis D akan mengenai mereka yang menderita hepatitis B.

Menurut WHO, dalam A Strategy for Global Action, tahun 2012, virus hepatitis B telah menginfeksi 2 miliar orang di dunia, lebih dari 350 juta orang di antaranya merupakan pengidap virus hepatitis B kronis, 150 juta penderita hepatitis C kronis, 350 ribu di antaranya meninggal karena hepatitis C setiap tahunnya, antara 850.000-1,05 juta penduduk di dunia meninggal dunia setiap tahun yang disebabkan oleh infeksi hepatitis B dan C.

Dalam rangka Pekan Hepatitis B yaitu dari tanggal 4 hingga 12 September ini, penting diketahui bahaya penyakit Hepatitis B ini oleh masyarakat.

Diperkirakan 9 di antara 100 orang Indonesia terinfeksi Hepatitis B, di mana diperkirakan 25 juta, 50 persennya (12.500.000) diperkirakan akan menjadi chronic liver disease, dan 10 persennya menjadi fibrosis hati (pengerasan hati) dan kemudian akan menjadi kanker hati (1,25 juta).

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, hepatitis B dapat menular melalui hubungan seksual, transfusi atau kontak darah, dari ibu hamil ke bayinya, dan penyalahgunaan jarum suntik.

Virus hepatitis yang masuk ke dalam tubuh seseorang memerlukan waktu inkubasi, biasanya sekitar 1 hingga 5 bulan terpapar virus barulah menimbulkan gejala seperti demam, lemas, sakit kepala, mual muntah serta gejala lain seperti tubuh dan mata berwarna kekuningan. Penyakit hepatitis B yang akut dapat sembuh, namun beberapa penyakit hepatitis B dapat berkembang menjadi fibrosis hati dan kanker hati.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan tiap tahun ada 120 ribu mengalami hepatitis B. Dari jumlah tersebut sekitar 95 persen berpotensi kronis, hingga menjasi sirosis dan kanker.

Orang yang terinfeksi virus hepatitis B kronis sangat mudah terserang kanker hati, sekitar 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi hepatitis B. Hal ini terjadi karena virus hepatitis B yang secara terus-menerus menyerang hati, dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan akhirnya kanker hati.

Untuk itu perlu dilakukan deteksi dini dan pencegahan untuk penyakit ini. Pencegahan penyakit hepatitis sudah dicanangkan oleh pemerintah. Di Indonesia pemberian vaksin wajib dalam imunisasi. Proses pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali yaitu saat anak lahir, anak berusia 1 bulan dan, pada saat anak berusia 3-6 bulan. Dan sudah termasuk didalam imunisasi dasar yang di buat oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Untuk usia dewasa, yang berisiko untuk tertularnya penyakit ini antara lain Petugas kesehatan medis dan paramedis, Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B. Penderita penyakit hati kronis, orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual serta pengguna dan penyalahgunaan jarum suntik atau riwayat transfusi. Untuk itu di perlukan skrining serta pemberian vaksin hepatitis pada mereka yang memiliki risiko tinggi tersebut.

Rumah sakit Awal Bros Pekanbaru memiliki layanan Pusat Hati dan Saluran Cersna. Bagi sahabat yang memiliki gejala yang mengarah ke hepatitis, dapat memeriksakan keluhan sahabat di RS Awal Bros Pekanbaru. Selain itu, kami juga melayani deteksi dini serta vaksin hepatitis B bagi sahabat yang memerlukannya.

Selain itu, pusat hati dan saluran cerna RS Awal Bros Pekanbaru memiliki tenaga dokter dengan spesialistik saluran cerna, serta alat diagnostik canggih dan lengkap. Salah satunya adalah fibrosscan yaitu alat untuk pemeriksaan Hati tanpa melakukan biopsi. Selain itu kami juga memiliki layanan endoscopy, laparscopy (layanan bedah minimal invasif) ERCP dan banyak layanan unggulan lainnya. Karena kami terus berkembang dan berinovasi untuk memenuhi keperluan pelanggan dan mengikuti kemajuan era teknologi, khususnya di bidang kedokteran, karena seperti moto kami: “Kami Peduli Kesehatan Anda”.***

Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook