KESEHATAN

Ini Kelebihan dan Kekurangan Sunat dengan Metode Laser

Kesehatan | Minggu, 07 Maret 2021 - 17:02 WIB

Ini Kelebihan dan Kekurangan Sunat dengan Metode Laser

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sunat atau khitan adalah operasi pengangkatan kulup yang merupakan kulit yang menutupi ujung penis. Saat ini terdapat pilihan sunat yang bisa dilakukan, salah satunya teknik laser. Para orang tua tentu ingin memastikan metode khitan yang tepat untuk buah hatinya.

Dalam webinar edukasi khitan dan teknik laser, Dokter Spesialis Urologi RS Siloam dr. Arry Rodjani, SpU (K), mengatakan, sunat laser tidak menggunakan energi cahaya, namun menggunakan energi panas dengan menggunakan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, koagulasi dan diseksi. Dia menambahkan, pada penggunaan kauter (sunat laser), arus listrik langsung menuju penis jaringan penis dan bila preputium (kulup penis) dipotong dengan kauter dapat terjadi total phallic loss atau gangguan saraf yang parah.


“Oleh karenanya, sebelum sirkumsisi (khitan) yang perlu diperhatikan adalah indikasi dan kontraindikasi,” tuturnya.

Pada sunat dengan alat ini, energi listrik diarahkan langsung menuju jaringan penis, dimana berisiko menyebabkan terbakarnya jaringan sampai ke glans penis dan dapat menyebabkan luka bakar yang hebat dan berakhir dengan teramputasinya glans penis (total phalic loss). Terutama bila saat kulup dipotong terjadi kontak antara kauter dengan klem.

Umumnya alasan menggunakan alat ini adalah dapat melakukan sunat dengan lebih cepat dan resiko perdarahan yang lebih sedikit. Mamun mengingat bahaya yang dapat terjadi sangat serius dan umumnya berakhir dengan kerusakan jaringan yang tidak dapat diperbaiki, sudah seharusnya teknik sunat ini tidak boleh dilakukan.

“Untuk mencegah terjadinya cedera akibat teknik sunat yang salah, World Health Organization: Task Force of Circumcision merekomendasikan sunat harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan kompeten dengan menggunakan teknik yang steril dengan memperhatikan penanganan nyeri yang baik. Beberapa studi sudah tidak menganjurkan sunat laser untuk dilakukan,” ujar dr. Arry pada diskusi baru-baru ini.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia, Prof Andi Asadul Islam mengatakan, di Indonesia remaja yang melakukan sirkumsisi teknik laser sebesar 10,2 juta (12 persen). Prof Andi mengatakan, bahwa belum ada penelitian secara khusus menjelaskan tentang indikasi untuk sunat laser. Namun, lanjutnya, keuntungan dari laser yaitu memberikan manfaat untuk perdarahan yang lebih sedikit.

“Tetapi juga memiliki risiko, risiko kepala penis terpotong lebih tinggi, cedera pada kelenjar penis atau uretra dan luka bakar,” kata Prof. Andi Asadul Islam.

Dalam acara yang sama, Komisioner KPAI Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Jasra Putra, menilai sosialisasi perlu ditingkatkan kepada masyarakat terkait dengan kelebihan dan kekurangan dari prosedur sunat yang ada saat ini. Sehinggga masyarakat teredukasi memilih sunat yang aman dan minim risiko untuk anak.

“Perlunya mengarahkan masyarakat untuk melaksanakan prosedur sunat di fasilitas kesehatan yang memiliki izin dan memiliki standar operasional prosedur dalam melaksanakan sunat dengan tenaga kesehatan yang kompeten dan terjangkau,” kata Jasra.


 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook