JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kipas angin dan AC (air conditioner) merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi udara panas. Namun, manakah yang lebih sehat? Yuk, simak! Dilansir dari Gortcle, Selasa (05/12), kipas angin memiliki tingkat konsumsi energi yang rendah, memungkinkannya beroperasi dalam durasi yang lebih panjang dengan biaya seumur hidup yang minim.
Selain itu, kipas dapat disebut sebagai perangkat ramah lingkungan karena jejak karbonnya sangat kecil, dengan emisi gas yang hampir tidak terdeteksi. Efisiensi kipas angin tidak diragukan lagi lebih unggul dibandingkan AC, terutama dalam hal penggunaan yang moderat. Mereka mampu bekerja secara terus-menerus selama berjam-jam dengan konsumsi daya yang minim.
Sementara itu, kipas angin cenderung memberikan aliran angin saja. Jika udara di luar panas, Anda pun akan tetap merasa panas. Kipas angin juga tidak berperan dalam menghilangkan polutan udara atau mengatasi kelembapan. Beralih dari kipas angin, AC juga menjadi pilihan utama bagi sebagian besar orang yang ingin mendinginkan ruangan dalam area luas atau menginginkan udara bebas dari rasa lembab. Terlebih lagi, AC menjadi tidak efektif di hari yang sangat panas, sebagai solusi untuk menciptakan suasana yang nyaman.
AC memiliki peran khusus dalam menurunkan tingkat kelembapan, dengan kumparan di dalam AC yang berfungsi untuk menyerap kelembapan. Meski demikian, pemakaian AC dapat mengurangi sirkulasi udara, meningkatkan penyebaran kuman, serta menyebabkan kulit kering dan dehidrasi. Selain itu, salah satu kekurangan utama dari AC adalah harganya yang mahal menjadikannya sulit dijangkau oleh sebagian besar orang.
Bahan-bahan yang digunakan dalam AC tidak hanya tidak ramah lingkungan, tetapi juga berpotensi merugikan kesehatan. Sistem pendingin udara tersebut dapat melepaskan gas yang berkontribusi pada penipisan lapisan ozon. Dalam hal memilih antara kipas angin atau AC, Anda harus mempertimbangkan sesuai kebutuhan. Banyak hal yang luput dari perhatian saat memilih menggunakan AC atau kipas angin. Ini yang justru bisa berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Penggunaan keduanya pun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman