PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Angka kematian akibat kanker payudara semakin meningkat. Padahal, lebih dari 98 pasien kanker payudara bisa diobati. Asalkan, mereka datang lebih dini. Namun, belakangan tren itu berubah.
‘’Sebelumnya kanker mulut rahim menjadi pembunuh nomor satu untuk perempuan. Tetapi, kini tren tersebut bergeser dan digantikan kanker payudara,’’ ujar dokter spesialis bedah RS Onkologi Surabaya, dr Dwirani R Pratiwi SpB seperti dilansir JPNN.
Selain gaya hidup, ujar Wiwin --sapaan akrabnya--, ada faktor lain yang meningkatkan risiko kanker payudara. Yakni, keengganan untuk memberikan air susu ibu kepada bayi. ‘’Tak hanya baik bagi si kecil, menyusui pun punya peran besar dalam tubuh sang ibu,’’ sambungnya.