minum obat anti epilepsi selama masa kehamilan diprediksi akan menghadapi risiko tinggi mengidap autisme. Ketika mencapai usia tiga tahun, anak-anak berpeluang empat kali lebih besar untuk memperlihatkan gejala-gejala autisme jika ibunya mengonsumsi obat-obatan untuk mengendalikan kejang akibat epilepsi yang dialaminya.
Peneliti juga menemukan, pasien epilepsi dan orang yang mengalami gangguan kesehatan akibat penyalahgunaan obat-obatan serta alkohol, berpeluang 22 kali lebih besar meninggal dunia dibandingkan orang-orang yang tidak mengidap keduanya. Selain itu, pasien epilepsi berpeluang empat kali lebih besar untuk meninggal karena bunuh diri dibandingkan orang yang tidak mengidap epilepsi.
Menurut Dr Seena, temuan itu bisa memberikan dampak kesehatan yang kentara, karena sekitar 70 juta orang di penjuru dunia mengidap epilepsi. ‘’Untuk itu, menekankan pentingnya pemeriksaan dan pengobatan gangguan psikiatri sebagai bagian dari