antiamputasi,’’ papar lulusan S-3 Unair itu. Dia sudah menerapkan pengobatan dengan metode tersebut pada banyak pasien sehingga kaki mereka tidak perlu diamputasi.
Selain itu, kerap kali pasien yang kakinya membusuk hanya dilihat sebagai infeksi. Amputasi seolah menjadi harga mati bagi pasien. Padahal, infeksi itu bisa terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah. Dengan mencari penyebab sumbatan, pasien tidak perlu menjalani amputasi. Karena itu, pemeriksaan terhadap pasien harus dilakukan secara menyeluruh. Apalagi pada pasien yang luka kakinya berulang-ulang membusuk. ’’Faktor penyulitnya harus dikendalikan atau disembuhkan dulu,’’ imbuh pria kelahiran Bagansiapi-api, Riau ini.
Menurut dia, ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, pengobatan terhadap penyebab utama diabetes. Apakah pankreasnya yang rusak atau insulinnya. Jika pankreas yang rusak, kadar gula praktis tinggi. Demikian pula jika insulin terganggu, kadar gula juga naik. ‘’Kalau keduanya bisa dikendalikan, kadar gula darah akan bagus,’’ jelas pria