namun tidak dapat melakukannya seorang diri untuk meminta bantuan kepada dokter. ‘’Nikotin sudah membuat otak Anda menjadi lebih lemah tanpa kehadirannya. Untuk itu, pengobatan intensif bagi mereka yang ingin berhenti merokok sangat dianjurkan,’’ ungkap Lerman.
Untuk mencari penyebab mengapa para perokok yang sudah berhenti akhirnya merokok kembali, tim peneliti dari University of Pennsylvania pun meneliti tentang hal tersebut. Sebanyak 37 perokok aktif berusia 19 hingga 61 tahun diminta untuk melakukan dua kali pindai MRI. Pindai pertama dilakukan ketika mereka masih aktif merokok. Sementara, pindai kedua dilaksanakan ketika para perokok tersebut diminta untuk berhenti merokok sementara.
Hasilnya menunjukkan, pada otak perokok yang kekurangan nikotin akibat berhenti merokok mengalami pelemahan hubungan antara jaringan saraf besar. Saraf tersebut yang mengatur motivasi, suasana hati, dan hasrat seseorang. Akibatnya, orang tersebut