orang, baik dengan diabetes maupun tanpa diabetes. Ini dilakukan untuk memeriksa seberapa jauh kondisi kadar gula darah ini mempengaruhi risiko demensia.
Studi yang telah diterbitkan dalam New England Journal of Medicine ini dilakukan dengan melibatkan 2.067 orang berusia 65 dan lebih. Pada awalnya, 232 peserta memiliki diabetes dan sisanya tidak. Mereka masing-masing diberikan setidaknya tes gula darah 5 kali dalam beberapa tahun selama studi ini dilakukan.
Kemudian peserta diberikan tes standar untuk mengetahui kemampuan berpikirnya setiap 2 tahun. Mereka juga dimintakan informasinya apakah ada kebiasaan merokok, apakah mereka rajin berolahraga, dan hal-hal lain yang mempengaruhi risiko demensia.
Setelah hampir 7 tahun masa tindak lanjut, sekitar 524 orang responden atau sekitar seperempat dari jumlah seluruhnya, telah mengalami demensia. Mereka dengan kadar gula darah yang lebih tinggi juga diketahui memiliki risiko 18 persen lebih besar terkena demensia dibandingkan dengan mereka yang kadar gula darahnya lebih rendah.