Menurut Mariani, selain mengikis (korosi) minyak, kotoran, dan lemak, SLS dan SLES berfungsi sebagai penghasil buih. Dengan begitu, ketika dua zat tersebut bereaksi dengan air, muncul buih. Namun, jika dipakai dalam jangka waktu lama, keduanya bisa menimbulkan gangguan. ’’Karena sifatnya korosif, pemakaian produk SLS dan SLES dosis tinggi berkepanjangan bisa memicu iritasi,’’ tuturnya.
Keluhan terkait iritasi itu bisa berupa kulit kering, bersisik, gatal, hingga ruam merah. Jika memiliki kulit sensitif, bisa muncul reaksi yang lebih kuat. Pada perempuan, produk pembersih wajah umumnya mengandung deterjen lebih sedikit daripada produk serupa untuk pria. Namun, intensitas penggunaannya lebih sering dari anjuran dua kali sehari.
’’Tapi, kalau terlampau sering cuci muka, kulit bisa sensitif. Gampang jerawatan, tapi kering,’’ ucapnya. Wajah pun mudah keriput karena kelembapannya turun.
Kandungan deterjen tersebut juga berdampak buruk bagi kecantikan rambut. Efeknya, menurut Mariani, rambut bisa rontok dan kusut. Rambut pun kusam dan kering.