Hasil pemindaian menunjukkan, 12 pasien ADHD yang tidak pernah diobati dengan obat psikostimulan seperti ritalin memiliki kadar zat besi otak yang lebih rendah daripada mereka yang telah menerima obat dan mereka yang berada di kelompok kontrol. Tingkat zat besi yang rendah pada pasien ADHD yang pernah mengkonsumsi obat perangsang muncul untuk menormalkan setelah mereka mengonsumsi obat-obatan.
Obat psikostimulan digunakan untuk mengobati ADHD mempengaruhi tingkat dopamin kimia otak. Karena zat besi dibutuhkan untuk melakukan proses dopamin, menggunakan MRI untuk menilai kadar zat besi di otak dapat memberikan non-invasif, ukuran tidak langsung dari bahan kimia, ujar Vitria.
Para penulis penelitian mencatat bahwa tidak ada perbedaan yang kentara di otak tentang bagaimana kadar zat besi pasien yang terdeteksi melalui tes darah atau metode yang lebih konvensional untuk mengukur zat besi otak yang disebut tingkat relaksasi MRI