kecenderungan ingin makan lebih banyak meski perut sudah penuh. Fruktosa bekerja dengan cara menghambat kemampuan tubuh untuk menggunakan leptin, si hormon kenyang yang memberitahu kita bahwa kita sudah cukup makan.
Kedua, sering makan makanan kaleng. Makanan kaleng memang praktis. Sayangnya, menurut peneliti Harvard University, makanan kaleng mengandung bahan kimia bisphenol-A (BPA) yang juga dapat menyebabkan lonjakan kadar leptin dalam tubuh, yang memicu keinginan makan terus-menerus dan obesitas.
Ketiga, sarapan dalam porsi sedikit. Kebanyakan orang mengadopsi pola ini demi menjaga bentuk tubuh. Namun peneliti menemukan, orang yang hanya makan 300 kalori saat sarapan lebih rentan mengalami kenaikan berat badan dua kali lipat dibanding mereka yang sarapan sebanyak 500 kalori. Alasannya? Sarapan dalam porsi cukup banyak malah membantu kenaikan gula darah dan insulin secara perlahan