SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Menuju tahapan produksi Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Sagu Kabupaten Kepulauan Meranti, kembali menerima kerja sama dengan pihak swasta.
Gagasan kerja sama akan dilaksanakan melalui Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menuju proses produksi. Demikian diungkapkan Plt Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan UKM Kabupaten Kepulauan Meranti, Marwan melalui Kabid Perindusterian Miftah kepada Riau Pos, Selasa (29/3) siang.
"Benar, hingga kini belum ada produksi massal untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sudah kami jajaki jauh sebelum ini. Karena kami masih butuh dukungan tambahan dari pihak swasta lain dari sejumlah investor," ungkapnya.
Soal kendala tersebut juga, sudah diketahui oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH MM. Menyikapi kondisi ini, ia mengaku jika Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Muhammad Adil ikut turun tangan dan berhasil menggagas kerja sama terbaru dengan mitra terdekatnya.
"Jadi kami sedang menyusun segala sesuatu untuk menuju kesepakatan terja sama yang baru dengan mitra bupati itu. Untuk draf MoU sudah kita siapkan, tinggal menunggu verifikasi dari Bagian Hukum hingga persetujuan dari pak bupati. Insya Allah dalam waktu dekat kita akan masuk proses penandatanganan," ungkapnya.
Menurutnya permintaan pasar terus menanti proses produksi. Sehingga tahapan tersebut benar-benar menjadi atensi seluruh pihak, termasuk Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH MM.
"Sudah banyak pihak yang sedia memesan. Makanya mereka pasar menanti kita segera produksi. Tentu pertimbangannya hasil produksi kita mampu menjaga kualitas terhadap sampel yang telah diberikan. Apalagi syarat pendukung hasil uji laboratorium terhadap produk benar-benar bagus," ujarnya.
Bahkan terhadap kepastian standar produk hulu Sentra IKM Sagu Meranti dikatakannya telah memiliki HACCP (hazard analysis and critical control poin) dari Sucofindo.
Ia merincikan sejumlah pasar yang telah sepakat memesan produk hulu atau tepung sagu dari sentra terdiri dari BFS Bandung 150 ton kebutuhan setiap bulannya, UD Surya Jaya Tulung Agung 130 ton, Hidayat Tebing Tinggi Medan 80 ton per bulan, Kosim Tasik Malaya 100 ton per bulan. Lanjit Awe Jakarta 100 ton per bulan, Hindra Food Bekasi 50 ton per bulan, Sucian Pekanbaru 50 ton per bulan, dan Albert Sohun Temanggung 180 ton.(wir)