PEMULANGAN TKI DARI MALAYSIA

Bupati Meranti Geram dengan Kebijakan Gubri Syamsuar

Kepulauan Meranti | Senin, 30 Maret 2020 - 01:18 WIB

Bupati Meranti Geram dengan Kebijakan Gubri Syamsuar
Kedatangan penumpang pelayaran trayek domestik dari Kepri tujuan Meranti yang diperiksa oleh tim Gugus Tugas Covid-19, Ahad (29/3/2020). (WIRA/RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Dua malam belakangan, terdapat 265 WNI dari Malaysia yang berasal dari berbagai daerah terdampar di Kepulauan Meranti. 

Rincian jumlah yang dilansir oleh Gugus Tugas Covid-19 Kepulauan Meranti, Jumat (27/3/20) kemarin saja terdapat 123 orang. Sementara Sabtu (28/3/20) kemarin terdapat 142 orang. Keseluruhan dari mereka ditampung dan diisolasi oleh Pemda Meranti di Balai Latihan Kerja. 


Dengan kondisi itu membuat Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Drs Irwan Nasir geram. Dia mendesak Gubernur Riau kembali membuka trayek pelayaran Melaka-Dumai dan Melaka-Bengkalis untuk kepulangan TKI tersebut.

Selain tidak memiliki fasilitas khusus penampungan TKI, Pemkab Meranti juga tidak memiliki anggaran khusus mengurus TKI tersebut. Sebagaimana diketahui, fasilitas penampungan dan pengurusan kepulangan TKI ini tersedia di Dumai sebagaimana ditetapkan pemerintah pusat.

"Kita mendesak ada kebijakan Pak Gubernur Riau menghentikan pembuangan atau penelantaran TKI di Meranti ini. Segera buka kembali jalur pelayaran Malaysia (Melaka) ke Dumai dan Bengkalis agar TKI tidak telantar di sini setiap hari," tegas Bupati Irwan Sabtu malam.

Dengan membuka kembali jalur pelayaran Malaysia ke Dumai dan Bengkalis, akan memberi ruang bagi pemda setempat mengelola warganya terutama dalam mengantisipasi penularan Covid-19. 

Selain itu, TKI dari daerah lainnya bisa langsung pulang menggunakan angkutan darat ke daerah masing-masing.

Saat ini jalur kapal Melaka ke Dumai dan Bengkalis telah ditutup oleh Gubernur Riau. Efeknya, para TKI menggunakan jalur kapal Kukup Malaysia ke Tanjungbalai Karimun. Setibanya di Karimun, mereka pun digiring naik kapal ke Meranti dan berbaur dengan penumpang domestik dari Batam dan Tanjungbalai.

"Jika begini terus masyarakat Meranti tidak terima karena mereka sangat khawatir. Kedatangan TKI yang tidak terurus ini membuat daerah kami sangat berisiko tertular Covid-19 secara masif. Para TKI ini hanya transit di Tanjungbalai Karimun, lalu dibuang ke Selatpanjang menggunakan feri domestik reguler sehingga berbaur dengan penumpang lokal," tegas Irwan dengan nada tinggi.

Seharusnya, sambung Irwan, para TKI itu diurus dengan layak oleh pihak terkait bekerja sama dengan pemda masing-masing. Terlebih di tengah wabah Covid-19 ini, aspek kesehatan para TKI perlu dicek serius dan dilakukan karantina.

"Sekarang mereka tidak diurus. Mereka pulang secara mandiri dan menumpang kapal umum sehingga berbaur dengan penumpang domestik. Ini sangat-sangat rawan terjadi penularan dan jika terjadi, upaya kita men-tracking penularan semakin sulit," jelas Irwan.

Adapun rincian TKI yang telantar tersebut adalah warga Bengkalis, Dumai, Pekanbaru, Siak, Rohul, bahkan ada juga dari Sumbar.

 

Laporan: Wira (Selatpanjang)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook