SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Meranti menyoroti kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jalan Dorak Kecamatan Tebingtinggi.
Ketua Komisi III Sopandi SSos mengaku dapat banyak keluhan dari pihak RSUD pelat merah itu. Terutama menyikapi buruknya kondisi bangunan, fasilitas, hingga pelayanan di rumah sakit tersebut.
Untuk itu. ia mengaku telah melaksanakan peninjauan awal pekan lalu. Dari pantauannya, kondisi cukup parah terjadi pada atap bangunan rumah sakit yang mulai ada yang bocor, genset rusak, lahan parkir kecil serta ketersediaan air belum bisa meng-cover semua keperluan di lingkungan rumah sakit.
“Ketika kami tinjau langsung, memang rumah sakit yang kita bangga kan itu sudah harus direhab, terutama lahan parkir terlalu kecil dan tidak bisa menampung kendaraan dalam jumlah banyak,” ujar Sopandi SSos, Ahad (26/11).
Terhadap kekurangan dokter spesialis di RSUD, Sopandi berharap Pemda bisa mencarikan solusi dengan melakukan lobi, baik ke pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) maupun ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB).
Sopandi berharap pemda gencar melakukan lobi untuk pemenuhan kebutuhan SDM serta Pemerintah Pusat hendaknya merespon cepat. Termasuk kebutuhan lain yang dianggap perlu.
“Sebagai ketua Komisi III yang membidangi kesehatan, saya berharap betul agar APBD Kabupaten Kepulauan Meranti TA 2024, ada porsi yang betul-betul tepat sasaran, agar pelayanan kesehatan bisa maksimal,” ujarnya.
Terpisah, Plt Dirut RSUD Kepulauan Meranti M Sardi mengucapkan terima kasih kepada Komisi III yang telah datang langsung untuk meninjau kondisi rumah sakit. Diakui Sardi, saat ini memang ada beberap titik atap bangunan sudah bocor.
“Memang di berapa titik atas bangunan baik dak maupun atap sudah ada yang bocor, namun tidak begitu banyak,” aku Sardi.
Selain itu, kata Sardi lagi, satu dari dua unit genset milik RSUD sudah rusak dan belum diperbaiki. Sementara, yang satunya lagi harus digunakan untuk membackup andai terjadi pemadaman listrik PLN.
“Memang sejauh ini bisa terbackup. Tapi kan perlu antisipasi, takutnya listrik PLN padam sedangkan genset hanya satu yang beroperasi. Memang kita punya UPS seperti di ICU, tapi itu kapasitasnya tidak besar dan tidak bisa bertahan lama,” beber Sardi.
Nantinya, kata Sardi, untuk kebutuhan yang sifatnya mendesak dan tidak memerlukan dana besar, akan mereka coba bangun menggunakan dana BLUD. Seperti perluasan lahan parkir yang selama ini sangat terbatas. “Mana yang bisa kita tangani menggunakan dana BLUD, akan kita upayakan. Tapi, bagi yang membutuhkan dana besar, kita coba mencari dukungan dari APBD, DAK ataupun Bankeu nantinya,” ujar Sardi.
Terkait kebutuhan air bersih, sejauh ini diakui M Sardi memang sudah tersedia dan dialirkan. Namun, belum semua spot terjangkau, termasuk salah satunya ruangan rawat inap yang masih menggunakan air langsung dari sumur tanpa proses filterisasi.(lim)
“Sudah ada air bersih, tapi masih terbatas. Untuk spot-spot lain, kalau kita distribusikan seluruhnya kapasitas air bersih RO-nya belum mencukupi. Kami akui memang perlu juga penambahan jaringan air bersih,” kata Sardi.
“Untuk alat-alat medis ini biayanya cukup besar. Kami butuh support, di mana kita bisa mencari bantuan, ayo kejar. Kita harapkan ada dukungan dari TAPD maupun DPRD,” katanya lagi.(lim)
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang