Kampar, khususnya Bangkinang, mencatatkan sejarah di bidang pendidikan tinggi. Untuk pertama kalinya, kota administratif tua ini punya kampus yang membuka program pascasarjana. Bangkinang langsung diusulkan jadi kota pendidikan.
KAMPAR (RIAUPOS.CO) -- Kampar pernah dikenal sebagai tujuan pendidikan unggul di bidang agama di Riau pada masa lalu. Era 70-an puncaknya. Ketika itu ada nama-nama pondok pesantren (ponpes) legendaris seperti Darun Nahdha di Bangkinang, PSMTI sebagai yang tertua, di Air Tiris dan Ponpes Darussalam di Batu Bersurat yang juga mashur. Lembaga-lembaga pendidikan islam itu maju pesat hingga menjadi tujuan ‘anak-anak dagang’ menuntut ilmu dari pelosok Riau.
Belakangan citra itu seakan tenggelam oleh Pekanbaru dengan sistem pendidikan modern dan perguruan tingginya yang menjamur. Pelan tapi pasti, Kampar mulai merajut kembali citra itu. Sejumlah ponpes modern berdiri. Bahkan Gontor Putri 7, hadir di Kampar. Bahkan beberapa tahun terakhir, beberapa perguruan tinggi menggeliat, khususnya di Kota Bangkinang.
Antusiasme membangkitkan citra sebagai tujuan pendidikan tempo dulu seperti mulai bangkit kini. Maka tidak heran, ketika salah satu perguruan tinggi di Kampar, tepatnya di Bangkinang, membuka kuliah pascasarjana pada akhir tahun ini, jumlah mahasiswanya langsung melejit. Setidaknya untuk ukuran kampus kota kecil.
Hebatnya, dari jumlah itu, dominan jumlah mahasiswanya adalah warga Bangkinang sendiri.
Adalah STIE Bangkinang yang membangkitkan antusiasme itu. Kampus yang berada di Kecamatan
Bangkinang Kota itu baru saja memulai kuliah pertamanya untuk jurusan S2, Pasca Sarjana, Jurusan Manajemen. Sejumlah tokoh hadir pada kuliah perdana. Selain pejabat, juga hadir seorang politikus muda yang sedang naik daun. Edwin Pratama Putra, salah satu anggota DPD RI termuda di Indonesia, yang juga orang Bangkinang asli.
Dari daftar mahasiswa yang diterima wartawan, latar belakang mahasiswanya juga bervariasi. Dalam daftar nama mahasiswa perdana yang berjumlah 85 orang itu, ada nama-nama tokoh muda terkenal di mata publik. Ada Direktur RSUD Bangkinang, Direktur sebuah perusahaan properti asal Kampar, Lutvindo, ada Mantan Ketua PWI Kampar, ada legislator Partai Gerindra. Bahkan Ketua DPC Partai Gerindra Kampar juga masuk daftar mahasiswa baru itu.
Karena antusiasnya mahasiswa baru pada pembukaan angkatan perdana Magister Manajemen ini, Direktur Pasca Sarjana STIE Bangkinang Prof Assoc Dr Muhammad Yusril SE MSc sampai mengusulkan Bangkinang jadi Kota Pendidikan. Tapi menurut Yusril, jumlah 85 itu justru masih di bawah target yang ditetapkannya.
"Total ada 85 mahasiswa untuk angkatan perdana ini, target kami 120 mahasiswa, masih ada peluang 35 slot mahasiswa lagi yang nanti akan dibagi menjadi tiga kelas tiga kelas. Jadi kami mengundang siapa saja yang ingin meningkatkan kompetensi di STIE Bangkinang, tidak perlu jauh-jauh lagi," sebut Yusril.
Yusril mengiming-imingi mahasiswa dengan sejumlah kelebihan yang menurutnya sangat berbeda dengan kampus lain. Salah satunya adalah model kuliahnya nanti yang akan dibuat seperti Focus Group Discussion. Hingga mahasiswa lebih aktif. Selain itu dirinya juga memaparkan tujuh keunggulan kuliah Magister Manajemen di STIE Bangkinang.
Keunggulan diantaranya, kuliah tanpa thesis, melakukan magang, riset bersama antara mahasiswa dan dosen, seminar internasional, uang kuliah dapat dicicil setiap bulan, tanpa uang pembangunan. Dengan begitu, mahasiswa akan lebih ringan dari beban biaya kuliah hingga tugas akhir. Selain itu, program magang, riset bersama dan seminar nasional akan mampu mengangkat kompetensi lulusan.
Diusulkan Jadi Kota Pendidikan
Selain Pre Akreditasi, Yurnalis juga mengklaim dari segi tenaga pengajar Pasca Sarjana STIE Bangkinang juga cukup meyakinkankan. Total ada 18 dosen. Rinciannya, ada 5 profesor dan 2 doktor yang kesemuanya dosen tetap. Sementara itu ada 8 profesor lainnya yang berstatus dosen tidak tetap. Total saat ini STIE Bangkinang punya 7 doktor bidang manajemen.
"Dengan 7 doktor yang kami miliki, kami siap membantu pembangunan Kabupaten Kampar ke depan. Lewat riset dan kajian dan memberikan sumbangsih nyata untuk kemajuan Kampar. Dengan adanya Pasca Sarjana kini di Kampar, maka kami menyarankan Kota Bangkinang menjadi Kota Pendidikan Islam. Bangkinang belum punya motto khusus seperti kota lain di Riau, Bangkinang sebagai Kota Pendidikan layak dipertimbangkan," sebut Yusril.
Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto yang hadir membuka kuliha perdana hari itu menyambut antusias wacana itu. Menurutnya, menjadikan Bangkinang sebagai Kota Pendidikan, khususnya pendidikan Islam sangatlah relevan. Karena selama ini Kampar memang punya jargon Serambi Mekkahnya Riau. Lembaga pendidikan Islam menurutnya cukup banyak dan terus berkembang.
"Usulan itu sangat relevan ya. Kampar dari dulu memang terkenal sebagai tujuan pendidikan Islam. Kampar masyarakatnya terkenal relijius dan punya sejumlah pesantren yang unggul. Namun, untuk mewujudkan itu tentu ada prosesnya. Ada kajiannya. Kami dari pemerintah tentu sangat senang apabila akademisi punya visi seperti itu. Kami akan menunggu masukan juga dari elemen masyarakat lainnya, termasuk kajian-kajian menuju ke sana," kata Catur.(gem)
Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kampar