KAMPAR (RIAUPPOS.CO) -- Unit Layanan PLTA Koto Panjang mengumumkan terjadinya kenaikan elevasi air signifikan dan mendadak waduk PLTA yang berada di Kecamatan XIII Koto Kampar tersebut, Rabu (12/2). Plt Manajer Unit Layanan PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar menyebutkan, pihaknya melakukan pembukaan empat pintu pelepasan air (spillway) sekaligus. Warga di sekitar sungai pun diminta waspada.
"Karena adanya kenaikan signifikan inflow (air masuk, red) yang menyebabkan naiknya elevasi waduk dan adanya informasi dari area jembatan di Pangkalan (Sumatera Barat, red), air sungai mengalami kenaikan. Maka hari ini (kemarin, red) pukul 11.00 WIB pintu spillway akan kami buka 4x50 cm," sebut Cecep, Rabu (12/2). "Kami mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas dan tinggal di sepanjang aliran sungai Kampar agar tetap waspada. Perkiraan kenaikan permukaan sungai dari kondisi debit terakhir antara 60-80 cm," tambahnya.
Informasi dari control room waduk PLTA Koto Panjang sekitar pukul 06.00 WIB, elevasi waduk PLTA Koto Panjang berada pada posisi 83.10 meter di atas permukaan laut (MDPL). Saat bersamaan, outflow turbin tercatat pada kisaran 351.5 meter kubik per detik. Sementara inflow waduk cukup signifikan mencapai 2811.91 meter kubik per detik.
Kenaikan elevasi ini dinilai mendadak karena pada kurun waktu sepekan terakhir, inflow waduk PLTA Koto Panjang hampir 10 kali lipat lebih kecil dari kondisi pagi kemarin. Pada 7 Februari 2019 misalnya, inflow waduk hanya berada posisi 217.25 meter kubik per detik.
Namun sejak subuh, Cecep mengaku menerima kiriman sejumlah foto banjir dari kawasan hulu waduk, kawasan Pangkalan, Sumatera Barat. Beberapa rumah dalam foto yang ditunjukkanya sudah terendam banjir. Debit air Sungai Batang Mahat yang berada di Pangkalan juga mengalami kenaikan signifikan sejak subuh kemarin.
Cecep menambahkan, pago ini surat pemberitahuan ke desa-desa yang berada di sepanjang aliran sungi Kampar akan disebar, termasuk tembusan ke sejumlah instansi di Kabupaten Kampar.
Terkait bakal naiknya debit air Sungai Kampar ini, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto juga ikut mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama yang beraktivitas di sungai Kampar, bagian hilir Waduk PLTA Koto Panjang.
"Masyarakat harus diingatkan untuk waspada dengan kembali dibukanya pintu air PLTA. Tentunya akan ada peningkatan debit air sungai di hilir. Namun tak perlu risau, karena inilah antisipasi setiap memasuki musim penghujan," ungkap Catur.
Pemerintah Kabupaten Kampar sendiri mendapatkan tembusan surat yang dikeluarkan Unit Layanan PLTA Koto Panjang yang ditujukan kepada Bupati Kampar. Surat itu dikirim dengan Nomor: 0002/STH.00.01/210203/2020 dengan isi pemberitahuan tentang pembukaan empat pintu spillway waduk PLTA setinggi 50 cm pada pukul 11.00 WIB.
Banjir Landa Kecamatan Rambah
Sementara itu, tingginya intensitas curah hujan yang terjadi di daerah perbatasan Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Rabu (12/2) pagi, menyebabkan ratusan rumah penduduk yang berada di pinggiran daerah aliran sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian terendam.
Banjir yang disebabkan meluapnya air sungai besar itu, merendam ruas jalan jalur dua Tuanku Tambusai Pasirpengaraian serta ratusan rumah penduduk di lingkungan Tanjung Harapan Kelurahan Pasirpengaraian, Dusun Tulang Gajah Desa Pematang Berangan dan Desa Babussalam Kecamatan Rambah.
Namun hingga pukul 18:30 WIB, banjir singgah lalu yang merendam ruas Jalan Tuanku Tambusai dan rumah penduduk telah surut dan bisa dilintasi kendaraan bermotor. Informasi yang dirangkum Riau Pos, luapan air Sungai Batang Lubuh mulai naik, Rabu (12/2) akibat tingginya curah hujan di daerah perbatasan Rohul-Sumatera Utara.
Sehingga debit air Sungai Batang Lubuh meningkat dan tidak mampu menampung curahan hujan hingga merendam rumah penduduk dan ruas jalan di Kota Pasirpengaraian. Banjir singgah lalu yang kerap terjadi di daerah tersebut, tergolong kecil. Ketinggiannya lebih kurang setengah lutut orang dewasa.
"Banjir mulai merendam rumah penduduk dan ruas jalan sejak siang. Namun sore sudah berangsur surut. Warga di Tulang Gajah sudah mengantisipasi sebelumnya akan terjadi banjir. Dengan meninggikan barang dan harta benda agar tidak terendam banjir," ujar Gapur salah seorang warga Tulang Gajah Desa Pematang Berangan Kecamatan Rambah kepada Riau Pos, Rabu (12/2).
Diakuinya, banjir yang merendam rumah penduduk hanya singgah lalu. Karena intensitas hujan dalam sepekan terakhir, di kota Pasirpengaraian tidak begitu besar. "Warga harapkan bantuan sembako dari Dinas Sosial, karena saat banjir, kami tidak bisa melakukan aktivitas dan melakukan usaha," ujarnya.
Camat Rambah Arie gunadi SSTP MSi saat dikofirmasi, Rabu (12/2) membenarkan, kondisi banjir yang merendam ratusan rumah di sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Rambah pada siang hari, telah surut pada sore harinya menjelang masuknya Salat Magrib.
Diakuinya, ketinggian banjir yang merendam rumah penduduk di Desa Babussalam, Dusun Tulang Gajah Desa Pematang Berangan dan Kelurahan Pasirpengaraian berkisar 30 sentimeter hampir 1 meter terutama rumah penduduk yang berdekatan di daerah aliran Sungai Batang Lubuh Pasirpengaraian.
Menurut dia, tidak ada korban jiwa maupun rumah warga yang terseret banjir. Hanya saja, warga mengalami kerugian materi, karena rumahnya terendam banjir dan berlumpur.
"Kita harapkan kepala desa maupun lurah di Kecamatan Rambah terutama wilayahnya yang terendam banjir, agar dapat menyurati dan melaporkan jumlah rumah penduduk atau KK ke dinas sosial, sehingga pemerintah daerah nantinya akan menyalurkan bantuan sembako untuk korban banjir di Kecamatan Rambah," tambahnya.
Berdasarkan data korban banjir di Kecamatan Rambah, Desa Babussalam sebanyak 406 KK, Kelurahan Pasirpengaraian 183 KK dan Desa Pematang Berangan banjir merendam Dusun Tulang Gajah sebanyak 321 KK.(hen/epp)