JERUSALEM (RIAUPOS.CO) - Situasi di Kota Tua Jerusalem kembali memanas. Ahad pagi (29/5) ribuan anggota ultra nasionalis Yahudi menyerbu ke dalam kompleks Masjidil Aqsa. Saksi mata mengatakan polisi Israel sampai lebih dulu ke halaman masjid dan mengizinkan warga Yahudi masuk ke komplek tersebut melalui Gerbang Al-Mugharbah.
"Sekitar 1.044 permukim Israel menyerbu kompleks Masjidil Aqsa sejak pagi," bunyi pernyataan Departemen Wakaf Islam yang mengelola tempat-tempat suci di Jerusalem. Lembaga tersebut dikelola oleh pemerintah Jordania. Legislator ekstrem kanan Itamar Ben-Gvir termasuk salah satu tokoh oposisi yang menyerbu ke dalam komplek tersebut.
Penyerbuan itu dilakukan jelang parade warga Yahudi guna merayakan penaklukan Israel atas Jerusalem Timur 1967. Ada 3 ribu polisi yang disiagakan di lokasi.
Menurut Agence France-Presse, warga Yahudi yang datang dalam parade mencapai 70 ribu orang.
Jalur parade biasanya tidak melewati area Masjidil Aqsa. Namun rute diubah dan masuk melewati Gerbang Damaskus. Padahal ini adalah gerbang utama yang dilewati penduduk Palestina menuju Masjidil Aqsa. Bentrok pun tidak terelakkan.
Tentara Israel berusaha menyegel area Masjidil Aqsa tapi warga Palestina melawan. Mereka melempari tentara Israel dengan batu. Tembakan gas air mata terlihat di berbagai titik.
Tentara Israel mengejar dan menangkapi penduduk Palestina. Salah satu warga mengibarkan bendera Palestina dengan drone sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh tentara Israel. Muncul ejekan dari kelompok ultra nasionalis terhadap warga Palestina.
Jordania mengecam sikap Ben-Gvir yang ikut menyerbu ke dalam kompleks Masjidil Aqsa dan parade yang berakhir dengan bentrok itu. Mereka juga menyatakan bahwa parade yang provokatif hanya membuat situasi kian memburuk.(sha/bay/jpg)