Demo Pembakaran Al-Qur’an Meluas, Swedia Minta Warga Hindari Kerumunan

Internasional | Senin, 30 Januari 2023 - 01:00 WIB

Demo Pembakaran Al-Qur’an Meluas, Swedia Minta Warga Hindari Kerumunan
Polisi anti huru-hara Turki berpatroli di luar Konsulat Swedia di Istanbul pada 24 Januari 2023. (MURAD SEZER/REUTERS)

STOCKHOLM (RIAUPOS.CO) – Insiden pembakaran Al-Qur’an oleh politisi sayap kanan Swedia membuat protes terhadap negara itu semakin meluas. Tak hanya umat Islam, banyak orang dari agama lain di seluruh dunia mengutuk peristiwa itu. Atas kekhawatiran hal itu, Swedia meminta warganya untuk menghindari kerumunan untuk mencegah mereka menjadi sasaran amuk massa.

Swedia memberi tahu warganya untuk menghindari kerumunan di Turki setelah insiden pembakaran Al-Qur’an. Kementerian luar negeri Swedia pada Sabtu (28/1) memperingatkan warga Swedia di Turki untuk menghindari kerumunan dan demonstrasi menyusul protes yang terjadi di sana atas pembakaran Al-Qur’an oleh politisi sayap kanan di Stockholm pekan lalu.


Pekan lalu Turki menangguhkan pembicaraan dengan Swedia dan Finlandia mengenai permohonan mereka untuk bergabung dengan NATO. Pembatalan itu dilakukan setelah protes terhadap politisi Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark garis keras, membakar salinan Al-Qur’an di luar kedutaan Turki di Stockholm.

Tindakan Paludan telah menyebabkan demonstrasi di sejumlah negara Muslim dan juga di Turki karena dianggap pembakaran Al-Qur’an itu melukai hati umat.

“Orang Swedia di Turki diminta untuk tetap mengikuti perkembangan dan untuk menghindari pertemuan besar dan demonstrasi,” kata kementerian luar negeri Swedia untuk warganya di luar negeri.

“Demonstrasi lanjutan dapat terjadi di luar kedutaan di Ankara dan konsulat jenderal di Istanbul dalam beberapa hari mendatang,” kata otoritas Swedia seperti dilansir dari Reuters, Ahad (29/1/2023).

 

Klarifikasi Swedia

Setelah protes Paludan, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan dia mendukung kebebasan berbicara. Dan ia juga menentang pembakaran kitab suci Al-Qur’an.

“Tapi yang legal belum tentu pantas. Membakar buku-buku yang dianggap suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan,” kata Kristersson di Twitter.

Swedia dan Finlandia mendaftar tahun lalu untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina. Mereka membutuhkan dukungan dari semua 30 anggota aliansi. Turki telah mengatakan Swedia harus terlebih dahulu mengambil sikap yang lebih jelas terhadap definisi pandangan Swedia soal teroris, terutama militan Kurdi dan kelompok yang disalahkan atas upaya kudeta 2016.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook