TOKYO, (RIAUPOS.CO) - -"Mat, kamu mau merasakan yang Bapak selalu ingin rasakan di Olimpiade. Soalnya Bapak belum sempat bertanding." Kata-kata itu begitu terngiang bagi Rahmat Erwin Abdullah. Ayahnya, Erwin Abdullah, merupakan mantan lifter nasional yang pernah membela Riau. Erwin mendapat tiket ke Olimpiade Athena 2004, tapi gagal berlaga karena cedera tulang punggung.
"Itu selalu diulang terus sama bapak akhir-akhir ini," ujar Rahmat dalam keterangan resminya, Rabu (28/8). "Kini, saya tak cuma bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, tapi juga pulang membawa medali," tambahhnya.
Keberhasilan Rahmat itu merupakan kejutan besar. Dalam start list kelas 73 kg, Rahmat hanya masuk Grup B. Dia didaftarkan dengan angkatan 320 kg. Sementara itu, para pesaingnya di Grup A memiliki angkatan 330 kg hingga 355 kg. Selisih yang cukup jauh. Karena itu, dia hanya ditarget masuk delapan besar.
"Sejak Windy (Cantika Aisah) meraih perunggu itu, saya tertekan karena ingin mendapatkan medali juga. Namun, saya tidak bisa berbicara dengan siapa-siapa. Menenangkan diri sendiri bahwa saya bisa dan saya mampu," lanjutnya.
Nyali Rahmat tidak ciut meski tampil di Grup B. Penampilannya justru memikat di Tokyo International Forum kemarin. Dia mencatat hasil snatch 152 kg, clean and jerk 190 kg, serta total 342 kg. Bahkan, clean and jerk-nya sama dengan peringkat kedua.
Hasil itu juga memecahkan rekor terbaiknya. Sebelumnya, Rahmat memiliki catatan terbaik 335 kg. Hasil tersebut dia raih saat Kejuaraan Asia Senior 2020. Dengan perincian snatch 148 kg serta clean and jerk 187 kg.
Pada pertandingan di Grup B itu, Rahmat berhasil menjadi yang teratas. Semua angkatan snatch berhasil dia selesaikan dengan mulus. Hanya pada clean and jerk kedua dia gagal.
Bulutangkis Berjuang
Sementara itu, di cabang olahraga bulutangkis, wakil Indonesia masih berjuang untuk meraih medali. Kamis (29/7) hari ini, dua ganda putra Indonesia dan satu ganda putri akan berlaga di perempatfinal. Selain itu, tiga lainnya akan berlaga di Babak 16 Besar.
Di perempatfinal, ganda putra Marcus Gideon/Kevin Sanjaya akan menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) dan M Ahsan/Hendra Setiawan akan menghadapi Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang). Sedangkan di ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu akan bertemu ganda asal Cina Du Yue/Li Yinhui.
Sedangkan di tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung akan melawan Ratchanok Intanon (Thailand). Sementara di tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting akan menghadapi Kenta Tsuneyama dari Jepang dan Jonatan Christie akan melawan wakil Cina Shi Yuqi.
Ganda putra M Ahsan/Hendra Setiawan berhasil meraih hasil sempurna pada fase grup. Mereka menyapu bersih tiga kemenangan dan keluar sebagai juara grup. Peluang melaju ke pantai puncak pun terbuka lebar.
Mereka harus menghadapi Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Dari tujuh kali pertemuan, pasangan berjuluk The Daddies itu unggul dalam lima pertandingan. Dalam dua laga terakhir, mereka memetik kemenangan.
Pelatih Herry Iman Pierngadi menyatakan, performa The Daddies saat ini makin meningkat. Mereka tampil sesuai dengan harapan. "Mereka sudah tidak bisa bermain adu tenaga, pasti kalah sama yang muda-muda. Jadi, mainnya kombinasi dengan ada pelannya, akurasi pukulan, dan tidak kencang terus. Sejauh ini berhasil," kata pelatih berjuluk Naga Api tersebut.
Sementara itu, Ahsan/Hendra menganggap rekor pertemuan tidak selalu menentukan. Apalagi, persaingan dalam ganda putra saat ini cukup merata. Ya, selain Ahsan/Hendra, ada juga Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dan Li/Liu yang tidak terkalahkan di fase grup. Endo/Watanabe dan Li/Liu bahkan belum kehilangan satu set pun. Mereka berdua bisa menjadi calon lawan jika Ahsan/Hendra berhasil melaju ke semifinal.
Sebelum memikirkan hal tersebut, Ahsan/Hendra ingin berfokus menjalani satu per satu pertandingan. "Kalau diuntungkan sih, tidak juga. Saya tidak mau lihat head-to-head. Apa pun bisa terjadi. Intinya, kami harus siap sejak awal dan lebih berani saja," tutur Hendra.(gil/c14/bas/gil/c17/ttg/jpg)