TOKYO (RIAUPOS.CO) - Menteri Perekonomian Jepang, Akira Amari Kamis (28/1/2016) mengambil sikap mengundurkan diri dari jabatannya setelah dituduh menerima suap. Pengunduran diri itu menjadi sebuah pukulan bagi Perdana Menteri Shinzo Abe yang sedang sibuk meluncurkan kesepakatan dagang Trans Pasifik.
Pengunduran diri Amari mengakhiri rumor miring tentang sekutu dekat Abe tersebut. Selama sekitar sepekan terakhir, politikus 66 tahun itu diberitakan telah menerima suap dalam sebuah proyek pembangunan. Kabarnya, Amari mengantongi uang panas senilai 12 juta yen atau setara dengan Rp1,4 miliar yang diberikan perusahaan konstruksi sebagai upeti.
Berita yang kali pertama disebarluaskan majalah mingguan ibu kota itu mengguncang stabilitas pemerintahan Abe. Amari disebut tidak menerima suap tersebut sendirian, tapi bersama dengan salah seorang stafnya. Setelah selama sepekan bungkam, tokoh Partai Demokratik Liberal (LDP) itu akhirnya mengambil sikap. Dia memilih mundur dari kursi menteri sambil membantah segala tuduhan.
’’Jika itu benar, saya tidak hanya telah mengorbankan harga diri saya sebagai politikus, tapi juga sebagai manusia. Saya tidak pernah melakukan seperti apa yang dituduhkan,’’ papar Amari dalam jumpa pers yang disiarkan ke seluruh penjuru Negeri Sakura kemarin. Setelah menyampaikan keputusannya untuk mundur, dia meminta maaf kepada publik Jepang atas skandal yang melibatkan dirinya itu.
Dalam kesempatan tersebut, Amari mengklarifikasi pemberitaan Shukan Bunshun tentang suap itu. Dia memang mengaku menerima amplop dari perusahaan konstruksi yang disebutkan majalah tersebut. Amplop yang berisi uang itu dikirimkan ke kantornya. Dia lantas memerintahkan sekretarisnya mengembalikan amplop berisi uang tersebut ke perusahaan yang mengirimnya.
Tapi, perusahaan itu menolak menerima kembali uang yang sudah diberikan kepada Amari. Karena itu, dia lantas memerintahkan sang sekretaris memasukkan uang tersebut ke pos dana politik, sesuai aturan yang berlaku. Tapi, si sekretaris yang tidak disebutkan namanya itu malah menggunakan sekitar 3 juta yen (sekitar Rp350 juta) untuk keperluan pribadinya.