Kirim Bantuan Langsung ke Gaza, Pejabat PBB: Mereka Sudah Haus Berhari-hari

Internasional | Selasa, 28 November 2023 - 07:13 WIB

Kirim Bantuan Langsung ke Gaza, Pejabat PBB: Mereka Sudah Haus Berhari-hari
Konvoi bantuan dari PBB yang tiba di Jalur Gaza. (REUTERS)

GAZA (RIAUPOS.CO) - Jumat (25/11/2023) dini hari, gencatan senjata antara Israel dan Palestina resmi berlaku pasca tujuh pekan pertempuran  tanpa henti yang menelan ribuan korban jiwa di Jalur Gaza. Kesepakatan gencatan senjata ini merupakan hasil mediasi dari berbagai pihak, termasuk Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar.

Kesepakatan ini memberi harapan baru untuk mengakhiri penderitaan warga sipil di Gaza akibat perang yang telah berlangsung sejak 7 Oktober lalu. Perjanjian mencakup pembebasan bertahap para tawanan dan sandera yang ditahan Israel maupun Hamas selama tujuh minggu terakhir serta pengiriman bantuan secara masif.


Gencatan senjata selama 4 hari tersebut dimanfaatkan oleh pihak Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) untuk segera mendistribusikan berbagai bantuan ke jalur Gaza secara masif. Terdapat cerita mengharukan dari salah seorang pejabat PBB yang ikut langsung bersama truk – truk bantuan. James Elder yang merupakan anggota dari badan anak-anak PBB (UNICEF) menggambarkan kondisi Gaza kepada Reuters melalui tautan video.

Ia menggambarkan bagaimana para penduduk yang kurus langsung menenggak air usai bantuan tiba. Para warga ternyata tidak mengkonsumsi air minum selama berhari-hari.

"Ini merupakan kelegaan yang luar biasa. Secara harfiah, orang-orang yang mendapatkan air langsung meminum air tersebut," katanya.

“Mereka haus. Mereka sudah haus berhari-hari,” ujarnya.

Elder bersama konvoi lima truk mengirimkan berbagai bantuan kepada warga Palestina seperti biskuit berenergi, tablet vitamin dan peralatan medis.   Bantuan tersebut dikirim tepat di fasilitas medis Gaza. Usai sampai di tempat tersebut, Elder menggambarkan  bagaimana terjadi banyak kengerian dimana banyak anak-anak yang terluka, termasuk luka bakar dan pecahan peluru yang terbaring di rumah sakit dalam keadaan syok.

“Orang-orang sangat putus asa dan Anda dapat melihat dari mata orang dewasa bahwa mereka belum makan, Anda dapat melihat anak-anak semakin kurus,” ujarnya.

Ia melanjutkan bahkan ketika bantuan sudah mencapai utara, banyak warga yang berlari ke arah selatan demi menghindari agresi Israel apabila gencatan senjata berakhir.

“Orang-orang sangat ketakutan sehingga jeda ini tidak dilanjutkan. Saya melihat nenek-nenek menggendong anak-anak, anak-anak mendorong nenek-nenek yang berkursi roda melewati debu,” katanya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook