BRASILIA (RIAUPOS.CO) - Kontroversi Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, kini harus berhadapan dengan pemboikotan media yang meliput dirinya akibat pelecehan-pelecehan yang dilakukannya maupun oleh para pendukungnya.
Dua kelompok media terkenal di Brazil menolak meliput konferensi pers informal Jair Bolsonaro di luar istana. Kedua kelompok media itu menganggap Bolsonaro dan pendukungnya sudah kelewat batas.
Dilansir dari AFP, Selasa (26/5/2020), media Globo dan surat kabar Folha de Sao Paulo mengatakan sistem keamanan presiden gagal memberikan perlindungan memadai bagi wartawan yang meliput Bolsonaro.
Presiden Bolsonaro diketahui sering berada di luar Istana Alvorada (kediaman resmi presiden Brazil) di Brasilia pada pagi hari untuk menyambut para pendukung dan sesekali berbicara dengan jurnalis. Namun terkadang acara informal tersebut berubah tegang.
Bolsonaro dikenal sering melecehkan, menghina, dan menunjukkan perilaku cabul pada wartawan. Para pendukung Bolsonaro yang berada di tempat terpisah dari wartawan dan dijaga dengan pengamanan ala kadarnya, terus-menerus mencaci-maki wartawan.
"Setiap hari wartawan kami mengalami banyak penghinaan dan teriakan dari para pendukung presiden, tanpa pengamanan apapun bagi mereka. Serangan-serangan ini semakin meningkat," kata Wakil Presiden Grup Globo, Paulo Tonet Camargo, dalam sebuah surat untuk menteri keamanan nasional yang mengumumkan boikot tersebut.
Surat kabar Folha menggambarkan situasi yang tegang pada hari Senin sebagai kejadian yang tidak bisa ditolerir lagi. Folha mengatakan, Bolsonaro menyambut para jurnalis sambil mengatakan, "Ketika Anda mulai mengatakan yang sebenarnya, saya akan berbicara dengan Anda lagi."
Kemudian para pendukungnya secara agresif meneriakkan ungkapan penghinaan seperti, "Sampah!", "Tikus!", dan "Komunis!" kepada wartawan.
"Pihak surat kabar berencana kembali melanjutkan peliputan di lokasi ini hanya ketika keamanan jurnalis kami dijamin oleh pihak istana presiden," kata Folha.
Bolsonaro saat ini menghadapi kritikan akibat responsnya yang buruk terhadap pandemi viru corona. Brazil menjadi negara dengan kasus corona terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Brazil memiliki 376.669 kasus corona dan 23.522 kematian.
Dia dinilai memiliki lebih banyak musuh daripada teman di negaranya sendiri. Sejak awal ia menganggap remeh penularan virus corona.
Dalam sebuah jumpa pers pada akhir April lalu, Bolsonaro sempat ditanya oleh sejumlah wartawan mengenai tanggapannya melihat lonjakan jumlah korban meninggal.
Pria yang dijuluki "Trump dari Brazil" itu menjawab, "Terus kenapa? Maaf, tapi Anda ingin saya melakukan apa?"
Bolsonaro juga pernah menuding media internasional telah berbohong soal kebakaran Huta Amazon pada September tahu lalu.
Sumber: AFP/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun