Warga Delhi Terpaksa Rayakan Natal di Ruangan

Internasional | Rabu, 26 Desember 2018 - 13:31 WIB

Warga Delhi Terpaksa Rayakan Natal di Ruangan
KABUT: Warga Delhi, India terpaksa merayakan Natal di dalam ruangan tahun ini karena kualitas udara yang sedang memburuk. Foto diambil Senin (24/12/2018). (WASHINGTON POST/JPG)

NEW DELHI (RIAUPOS.CO) - Banyak warga Delhi, India terpaksa menghabiskan Natal di dalam ruangan tahun ini karena kualitas udara pada tingkat yang parah hingga darurat untuk hari keempat. Ini merupakan krisis kabut asap terburuk di Ibu Kota India tahun ini.

Pejabat senior memperkirakan polusi parah akan berlangsung tiga hari lagi karena stagnan dan udara dingin yang tidak biasa. Mereka mengeluarkan respons darurat tiga hari pada Senin (24/12) yang mencakup penutupan pabrik dan pelarangan pekerjaan konstruksi.

Baca Juga :Pemohon SKCK di Polres Bengkalis Membeludak

‘’Kami lebih suka tinggal di rumah karena polusi meskipun perayaan Natal dan hari libur umum,’’ kata Amit Azad, seorang konsultan keuangan. Dia membeli alat pembersih udara setelah mengalami batuk karena kabut asap.

Seorang pejabat pemerintah bandara Delhi mengatakan beberapa penerbangan domestik dan internasional tertunda hingga dua jam karena visibilitas yang buruk.

Indeks kualitas udara Delhi, yang mengukur konsentrasi bahan partikulat beracun, rata-rata 420 pada Selasa pagi, sedikit lebih baik dari 449-450 dalam dua hari sebelumnya, data dari Dewan Kontrol Polusi Pusat menunjukkan perlu diketahui, angka di atas 100 dianggap tidak sehat.

Delhi termasuk dalam peringkat di antara kota-kota terburuk di dunia dalam kualitas udara, setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan penjualan mobil dan pembangkit listrik tenaga batu bara.

“Kurangnya kemauan politik untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara berkelanjutan untuk mengendalikan tingkat polusi,” kata Sunil Dahiya, seorang juru kampanye senior Greenpeace India. Dia menyerukan biaya parkir mobil yang lebih tinggi dan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga batu bara.

Dahiya juga mengatakan pemerintah harus segera menutup sekolah dan mendesak orang untuk membatasi kegiatan di luar ruangan karena dampak kesehatan yang serius dari tingkat polusi saat ini.(iml/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook