JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Malaysia mulai pulih. Penularan Covid-19 di negeri jiran tersebut mulai menurun. Karena itulah, secara bertahap mereka akan melonggarkan kebijakannya. Salah satunya terkait dengan acara-acara yang mengumpulkan orang banyak dalam satu lokasi.
Menteri Senior Bidang Keamanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob menjelaskan bahwa mulai 1 Juli acara resepsi pernikahan, pertunangan, reuni, dan kegiatan keagamaan boleh digelar. Namun, dibatasi maksimal 250 orang saja. Waktu, prosedur penerimaan tamu, serta penyajian makanan juga diatur.
Dilansir The Straits Times, tiap kegiatan boleh digelar 3–5 jam. "Kami yakin waktu yang diberikan itu sudah cukup untuk menyelenggarakan acara," terang Yaakob, Rabu (24/6).
Tamu yang datang harus dicek dulu suhu tubuhnya. Yang batuk dan pilek disarankan untuk tidak hadir. Jamuan makan boleh disajikan dengan gaya prasmanan. Dengan catatan, ada orang yang mengambilkan makan di tiap titik sehingga tamu tidak mengambil makanan sendiri.
Setiap tamu undangan yang hadir harus dicatat. Bisa secara manual atau melalui aplikasi pelacakan kontak Covid-19 milik pemerintah, MySejahtera. Mereka juga harus memakai masker selama acara berlangsung dan kebijakan jaga jarak tetap ada. Penyelenggara harus memastikan bisa memenuhi semua aturan dan mengontrol kerumunan massa. Jika tidak, tidak perlu menyelenggarakan sama sekali.
"Ingat bahwa polisi akan memonitor dan mengecek untuk memastikan prosedur operasional standar dijalankan," tegasnya.
Yaakob menjelaskan bahwa pemerintah perlahan-lahan melonggarkan aturan pencegahan penularan Covid-19. Namun, tidak serta-merta kembali normal, ada tahap yang harus dilalui. Masyarakat diminta untuk bersabar. Termasuk mereka yang kini kesulitan karena asisten rumah tangganya belum kembali.
Pemerintah Malaysia membekukan izin kembali para asisten rumah tangga. Mereka yang pulang ke negaranya sebelum Covid-19 mewabah tidak boleh kembali ke Malaysia lebih dulu hingga situasi benar-benar terkendali. Masalah itu masih akan didiskusikan lebih lanjut. Para pekerja asing dari sektor lain mengalami hal serupa. Utamanya dari negara-negara yang memiliki risiko tinggi penularan virus SARS-CoV-2.
Khusus untuk kru kapal yang lewat Malaysia, mereka boleh masuk dan pergi ke bandara langsung untuk kembali ke negaranya. Atau dari bandara ke pelabuhan langsung untuk naik kapal tempat mereka bekerja. Dilarang mampir ke tempat lain.
"Mereka tidak boleh tinggal di hotel selama beberapa hari atau pergi ke mal," terang Yaakob.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyatakan tengah mempertimbangkan untuk membuka kembali perbatasan negaranya dengan Malaysia. Tidak secara langsung, tapi perlahan. Itu pun dengan berbagai tes dan pelacakan kontak agar jika ada kasus positif, bisa ditangani dengan cepat. Belum bisa dipastikan kapan hal tersebut akan direalisasikan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi