SKANDAL CINA

Soal Skandal Seksual Petenis Putri, Cina Menganggap Dilebih-lebihkan

Internasional | Rabu, 24 November 2021 - 04:07 WIB

Soal Skandal Seksual Petenis Putri, Cina Menganggap Dilebih-lebihkan
Petenis putri Cina, Peng Zhuai. (REUTERS/DAILY MAIL)

BEIJING (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Cina meminta agar publik berhenti melebih-melebihkan kasus pelecehan seksual yang melibatkan mantan petenis ternama, Peng Zhuai, dan terduga pelaku eks wakil Perdana Menteri negara itu, Zhang Gaoli.

"Saya kira semua orang harus berhenti dengan sengaja dan melebih-lebihkan apalagi mempolitisasi masalah ini," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Li Jian, saat menanggapi pertanyaan dampak kasus atas citra Cina di mata internasional.


Komentar tersebut merupakan tanggapan langsung dari Pemerintah Cina usai kasus Peng mencuat ke publik. Pemerintah Cina menyebut pelecehan seksual itu "bukan masalah diplomatik".

Unggahan Peng di media sosial juga telah dihapus dari jagat internet Cina. Sampai sekarang, Beijing sudah berulang kali menepis pertanyaan soal keberadaan dan keselamatan Peng.

Petenis itu sempat dikabarkan menghilang. Ia tak muncul di ruang publik selama lebih dari dua pekan usai Peng buka suara soal kasus kekerasan seksual yang menimpa dia.

Namun pada akhir pekan lalu, ia muncul dalam panggilan video selama 30 menit dengan Komite Olimpiade Internasional. Ia juga terlihat menghadiri pertandingan tenis di Beijing.

Meski demikian, kelompok hak asasi manusia dan pihak berwenang keolahragaan luar negeri terus menyuarakan keprihatinan soal keselamatan Peng. Mereka juga mempertanyakan sikap pemerintah atas kasus ini.

"Video ini tak mengubah seruan kami agar investigasi yang transparan, menyeluruh, adil, dan tanpa sensor atas tuduhan penyerangan seksualnya, yang menjadi masalah dan menimbulkan kekhawatiran awal kami," demikian menurut Asosiasi Tenis Perempuan (ATP).

Awal November lalu, Peng Zhuai mengaku Zhang Gaoli memaksa dirinya melakukan hubungan seksual. Cerita itu, ia beberkan di media sosial Cina, Weibo.

Kasus itu kembali memicu gerakan #MeToo di Cina. Banyak pihak yang mendukung pernyataan Peng,  termasuk kelompok feminis di negara tersebut.

Amerika Serikat bahkan meminta Cina transparan soal ini. Mereka menuduh Cina memperlakukan Peng dengan tidak baik saat sang petenis dinyatakan menghilang dari publik.

Sumber: AFP/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook