KIEV (RIAUPOS.CO) – ’’Cinta bukan hanya kata, tapi tindakan.’’ Kalimat tersebut dilontarkan oleh Lam Bao Yan. Pendiri Genesis Architects Singapura itu bersama sang suami, Rudy Taslim, tidak sekadar menebar ucapan manis, tapi benar-benar merealisasikannya. Dia membuktikan cintanya pada penduduk Ukraina dengan membangunkan rumah tahan bom gratis.
Ketika Rusia menyerang Ukraina Februari lalu, pasangan itu sudah mengumpulkan donasi untuk Kiev. Mereka datang langsung ke Ukraina Mei lalu dan melihat bagaimana derita penduduk yang tidak bisa mengungsi karena masalah kesehatan atau keterbatasan lainnya. Mereka tinggal di bungker-bungker yang gelap nan pengap ataupun di selter yang kadang hanya terbuat dari terpal.
’’Ini adalah orang-orang yang masih tertinggal tanpa dukungan,’’ ujar Lam seperti dikutip The Straits Times.
Setiap kali berkunjung, Taslim dan Lam membawa dokter umum, dokter gigi, dan konselor untuk merawat penduduk.
Melihat bagaimana hancurnya permukiman warga, pasangan itu memutuskan membangunkan rumah bagi korban perang. Sebagai arsitek, Taslim merancang rumah yang bisa dibangun dengan cepat, tahan guncangan jika ada serangan bom, serta materialnya mudah didapatkan.
Rumah itu tampak simpel. Ukurannya sedikit lebih besar dari kontainer. Materialnya kayu pinus dan balok styrofoam yang memenuhi standar kesehatan dan keselamatan Uni Eropa (UE). Balok styrofoam itu juga bisa menahan dingin.
Awalnya, satu rumah membutuhkan EUR 16 ribu atau Rp 239,4 juta. Namun setelah bekerja sama dengan supplier lokal, harganya bisa ditekan menjadi Rp59,8 juta per bangunan.
Tiap modul rumah bisa digandeng. Dengan begitu, keluarga besar dengan beberapa anak bisa mendapatkan modul yang dapat digabung. Taslim membagikan desain rumah tersebut kepada siapa saja yang tertarik untuk membangun sendiri.
Saat ini sudah ada 200 rumah yang selesai dibangun. Mereka menargetkan menyelesaikan 500 rumah pada musim dingin November nanti. Di Ukraina, musim dingin bisa mencapai minus 20 derajat Celsius.
’’Jika rumah ini tidak siap di musim dingin, suhu yang dingin bisa membunuh penduduk sebelum peluru melakukannya,’’ ujar Taslim.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman