RENCANA DIBUKANYA KEMBALI PENERBANGAN UMRAH

Belum Ada Kepastian Tanggal, Perlu Persiapan Teknis

Internasional | Senin, 11 Oktober 2021 - 10:23 WIB

Belum Ada Kepastian Tanggal, Perlu Persiapan Teknis
Ilustasi ibadah haji dan umrah di Mekah. (DOK.RIAUPOS.CO)

Keluar dari Red List Inggris
Tak hanya soal umrah, kabar gembira lainnya datang dari Inggris. Mulai hari ini (11/10) pukul 04.00 waktu Inggris, Indonesia resmi keluar dari kategori red list Inggris. 

Duta Besar RI untuk Inggris, Irlandia, dan IMO, Desra Percaya mengungkapkan, dikeluarkannya Indonesia dari kategori red list ini tak lepas hasil dari lobi yang dilakukan Menlu Retno saat bertemu Menlu Inggris Liz Truss di sela-sela SMU sidang PBB di New York, 20 September 2021 lalu. "Keputusan ini juga sebagai bentuk pengakuan dari Pemerintah Inggris atas langkah-langkah Pemerintah Indonesia dalam mengatasi Covid-19 dan kemajuan di dalam negeri," tuturnya. 


Sebelum pengumuman resmi oleh pihak Inggris, ia mengaku telah bertemu dengan Duta Besar Sarah Cooke dan memperoleh informasi lebih awal mengenai hal ini. Komunikasi ini tentu menggambarkan hubungan baik yang terjalin antara KBRI London dengan Kemlu Inggris. 

Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa dengan adanya perkembangan baru ini maka KBRI London mengimbau masyarakat Indonesia yang akan melakukan perjalanan ke Inggris untuk terus memantau kebijakan perjalanan internasional Inggris. Informasi dapat diperoleh melalui situs web resmi Pemerintah Inggris GOV.UK, serta situs web dan media sosial KBRI London.

Sebagai informasi, ketika masuk negara kategori red list, warga negara Indonesia yang tiba di Inggris wajib menjalani masa karantina selama 11 hari. Dalam masa karantina tersebut, mereka akan melaksanakan tes swab PCR dua kali, yakni pada hari kedua dan kelima. Sementara bagi masyarakat yang negaranya di luar red list, hanya menjalani karantina mandiri ketika baru tiba di sana. 

Bali 
Menjelang pembukaan penerbangan internasional ke Bali, Kementerian Perhubungan terus mengawasi persiapan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto pada hari Sabtu (9/10) mengawasi simulasi pelayanan di terminal kedatangan internasional. 

"Kami bersama-sama melakukan pengecekan langsung dan melihat simulasi pelayanan di terminal kedatangan internasional di Bandara Ngurah Rai. Semua proses di bandara disimulasikan dengan detil, dan kami menilai semua sudah dipersiapkan dengan baik" jelas Novie, kemarin (10/10) 

Untuk menyambut pembukaan penerbangan internasional pada tanggal 14 nanti, beberapa fasilitas pelayanan telah disiapkan di terminal kedatangan penumpang internasional untuk mendukung skrining ketat dan penerapan protokol kesehatan.  

Beberapa fasilitas tersebut diantaranya seperti  ruang pemeriksaan untuk penumpang dengan suhu >38 derajat celcius. Tempat duduk penumpang di ruang tunggu juga sudah diberi jarak aman sesuai protokol kesehatan. 

Kemudian ada pula tempat pemeriksaan dokumen kesehatan. Kemudian telah dipersiapkan pula 20 bilik untuk pengambilan sample Test  PCR, tempat pemeriksaan keimigrasian, Baggage Handling System, alat pengatur suhu ruangan, papan papan informasi penerbangan Flight Information Display System (FIDS), tempat pemeriksaan kepabeanan dan holding area sebagai ruang tunggu hasil swab PCR. 

Novie berharap para penyelenggara bandara dan stakeholders terkait untuk terus berkoordinasi dan bersama-sama menciptakan pelayanan yang terbaik. Hal ini penting dilakukan agar pada saat dibukanya nanti tidak ada hal-hal yang menghambat proses kedatangan penumpang. 

"Harapan kami, semua bisa berjalan dengan baik dan semua pihak dapat mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Saya sangat mengapresiasi pihak-pihak yang telah bekerja keras mempersiapkan semua fasilitas pelayanan yang dibutuhkan. 

Novie mengatakan pihaknya terus memantau kondisi Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai sejak persiapan hingga pembukaan dan pelaksanaan penerbangan internasional. "Keberhasilan Bali akan menjadi rujukan bagi daerah-daerah lain untuk secara bertahap membuka pariwisata bagi pasar mancanegara",  pungkas Novie.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa Bali siap untuk kedatangan para turis mancanegara. Khususnya dari yang terdekat, yakni Australia. Memang sejauh warga Australia masih belum bisa terbang ke Bali karena kebijakan ketat pemerintah Australia. 

Namun Sandi mengatakan bahwa pihaknya siap berembuk dengan pemerintah Australia mengenai wisata ke Bali. "Kami siap kapanpun. Australia adalah pasar turis mancanegara nomor 1 dan kita ingin agar Anda (Australia, red) nyaman," jelas Sandi sebagaimana dikutip Sydney Morning Herald. 

Sandi mengatakan Australia dan Indonesia adalah tetangga dan partner. Pemerintah Indonesia tetap menghormati kebijakan Australia yang masih ketat soal perjalanan luar negeri. Namun ia mengatakan Indonesia siap untuk berdiskusi kapanpun soal pembukaan pariwisata ini. 

Ditanya bagaimana meyakinkan bahwa Bali sudah aman? Sandiaga mengatakan semuanya berbasis sains. Ia menyebut data-data akan berbicara dengan sendirinya. "Saat ini Bali sudah (PPKM) level 2 dan akan mencapai target vaksin hopefully pada akhir tahun," Sandi menambahkan bahwa akhir tahun akan menjadi waktu yang tepat untuk ke Bali karena bertepatan dengan liburan Natal.(wan/mia/tau/jpg/end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook