PEMERINTAH MALAYSIA KHAWATIR

Lonjakan Pasien Positif Virus Corona Seperti Tsunami

Internasional | Jumat, 20 Maret 2020 - 01:25 WIB

Lonjakan Pasien Positif Virus Corona Seperti Tsunami
Warga Malaysia berjalan dengan latar belakang menara Petronas. Jumlah pasien positif virus corona di Malaysia pada Kamis (19/3) mencapai 900 orang. (LIM HUEY TENG/REUTERS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Malaysia mulai kebingungan menghadapi pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19 yang meluas. Sudah 2 hari sistem mirip lockdown atau Perintah Pengawalan Pergerakan diberlakukan di negeri Jiran itu sejak 18 Maret 2020. Kebijakan itu untuk membendung penyebaran virus corona yang semakin menggila.

Stasiun kereta api dan jalan-jalan sebagian besar sepi. Orang yang bekerja hanya di sektor penting seperti penyiaran, perawatan kesehatan, dan beberapa lembaga pemerintah. Sementara bisnis di restoran diizinkan hanya menyajikan makanan take away. Pasar swalayan tetap buka sepanjang isolasi dua pekan.


Penguncian negara mengharuskan orang untuk tetap di rumah hingga akhir Maret 2020 kecuali mereka membeli atau mengirim kebutuhan. Siapa pun yang ditemukan melanggar perintah, menghadapi hukuman enam bulan penjara, denda, atau keduanya. Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (18/3) malam, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mendesak semua warga Malaysia untuk tinggal di rumah demi keselamatan mereka sendiri dan orang lain.

"Selama dua pekan ini, tetap di rumah saja. Habiskan waktu bersama keluarga Anda. Tidak perlu pergi ke mana pun. Dengan cara ini kita bisa mengendalikan penyebaran virus corona," katanya seperti dilansir dari South China Morning Post, Kamis (19/3).

"Tolong, hanya untuk dua pekan ini, kami ingin memutus rantai infeksi," pinta Muhyiddin.

Pidato Muhyiddin dibenarkan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah. Dia memperingatkan warga Malaysia bahwa jika tidak mematuhi batasan dan jarak sosial, Malaysia dapat menderita gelombang ketiga infeksi seperti gelombang tsunami.

Noor Hisham Abdullah mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa negara itu memiliki peluang tipis untuk memutus rantai infeksi Covid-19 dengan langkah-langkah, yang telah melarang pertemuan publik, menghentikan perjalanan ke luar negeri untuk orang Malaysia dan menutup turis keluar masuk hingga 31 Maret.

"Kegagalan bukanlah pilihan di sini. Jika tidak, kita mungkin menghadapi gelombang ketiga virus. Yang berikutnya akan sebesar tsunami," sebutnya.

Malaysia makin mengalami lonjakan jumlah pasien lantaran adanya kegiatan tabligh akbar yang dihadiri 16 ribu orang. Sejak itu jumlan pasien terus meningkat.

Dalam laman Channel News Asia, Malaysia pada Kamis (19/3) melaporkan 110 kasus baru Covid-19 baru, sehingga total kasusnya di negara itu menjadi 900 orang seperti laporan Menteri Kesehatan Adham Baba. Dari kasus-kasus baru, 63 kasus terkait dengan pertemuan tabligh akbar di sebuah masjid di Sri Petaling, Kuala Lumpur.

Acara itu dihadiri oleh 16.000 orang, juga menyebabkan infeksi di negara-negara tetangga termasuk Brunei, Singapura, Kamboja, dan Thailand. Sebelumnya, Noor Hisham Abdullah membenarkan bahwa pihak berwenang telah menghubungi 10.553 jamaah yang menghadiri pertemuan tersebut. Dari jumlah tersebut, 4.986 sampel diambil dan 513 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook