MACAM FILM PERANG

Kartel Narkoba Baku Tembak dengan Polisi

Internasional | Sabtu, 19 Oktober 2019 - 00:58 WIB

Kartel Narkoba Baku Tembak dengan Polisi
Sejumlah pria bersenjata anggota kartel narkoba berpatroli di sebuah jalan di Culiacan pada Kamis (17/10). (JESUS BUSTAMENTE / Reuters)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Kartel narkoba di Meksiko semakin beringas. Pada Kamis (17/10) waktu setempat, sekelompok orang yang merupakan anggota kartel narkoba terlibat baku tembak dengan polisi dan tentara Meksiko di negara bagian Sinaloa, tepatnya Kota Culiacan. Baku tembak tersebut mirip adegan film perang dan berlangsung hingga larut malam.

Anggota kartel narkoba marah dan menyerang para polisi yang tengah melakukan operasi untuk menangkap Ovidio Guzman. Dia merupakan putra dari gembong narkoba Meksiko, Joaquin "El Chapo" Guzman yang masih mendekam di penjara di Colorado, Amerika Serikat sejak diekstradisi pada 2017. Ovidio menjadi penerus bisnis narkoba dari ayahnya.


Upaya untuk menangkap Ovidio gagal setelah anggota kartel narkoba melakukan perlawanan sengit. Dalam baku tembak itu seperti dilaporkan Al Jazeera, sejumlah orang terluka dan mayat bergeletakan. Darah berceceran di jalan. Namun, pihak kepolisian Meksiko belum menjelaskan secara detail korban yang meninggal dari pihak mana.

Sementara itu, Menteri Keamanan Meksiko, Alfonso Durazo mengatakan kelompok bersenjata tersebut telah mengalahkan pasukan keamanan dan membuat mereka mundur. Akibatnya, upaya untuk menangkap Ovidio gagal. Durazo mengakui bahwa keputusan untuk mundur demi mengurangi jumlah korban yang lebih banyak.

Salah seorang wartawan Al Jazeera, Manuel Rapalo yang berada di Mexico City, mengatakan bahwa anggota kartel narkoba cukup beringas. Mereka disebut Rapalo dilengkapi dengan senapan mesin.

"Mereka (kartel narkoba) menggunakan senapan mesin dan amunisi kaliber tinggi," kata Rapalo yang menggambarkan pertempuran jalanan seperti adegan dalam sebuah film perang.

Pertempuran pecah pada sore hari di dekat kantor kejaksaan negara bagian Sinaloa. Para penyerang yang merupakan anggota kartel narkoba yang sebagian mengenakan topeng memblokir lalu lintas dan melepaskan tembakan. Hal tersebut menyebabkan sejumlah pengemudi panik dan meninggalkan mobil mereka di tengah jalan.

Pasukan militer dan polisi yang berada di lokasi diserang dengan senapan mesin berat. Akibatnya sejumlah kendaraan terbakar. Penduduk di kota tersebut berlarian untuk mencari tempat perlindungan yang aman. Saat pertempuran terjadi, sejumlah narapidana melarikan diri dari penjara Aguaruto di Culiacan.

Pemerintah negara bagian Culiacan usai baku tembak mengatakan pihaknya terus bekerja untuk memulihkan ketenangan dan ketertiban di wilayah tersebut. Pejabat kota menyerukan warga untuk tetap tenang dan menjauh dari jalan.

Insiden kekerasan itu merupakan yang ketiga di Meksiko dalam pekan ini. Sebelumnya sebanyak 13 petugas polisi terbunuh usai terlibat adu tembak dengan anggota kartel narkoba pada Senin (14/10). Sehari berikutnya sejumlah warga sipil tewas dalam serangan orang-orang bersenjata yang disinyalir merupakan anggota kartel narkoba.

Joaquin "El Chapo" Guzman (62), merupakan gembong narkoba paling ditakuti di Meksiko. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada bulan Juli 2016 karena menjual ratusan ton kokain, heroin, metamfetamin, dan ganja ke Amerika Serikat selama 25 tahun. Dia kemudian dipenjara di Colorado, AS.

Hanya saja, kartel Sinaloa miliknya tetap menjadi salah satu yang paling kuat di Meksiko. Bisnis narkoba diteruskan oleh putra-putranya. Bahkan, putra-putranya juga pemberani seperti El Chapo. Mereka berperang dengan salah seorang pendiri kartel, Ismael "El Mayo" Zambada, dan menguasai bisnis mereka.

El Chapo sempat dua kali melarikan diri dari penjara saat masih di Meksiko. Setelah ditangkap kembali pada 2016, dia kemudian diekstradisi ke AS. Dia dianggap sebagai gembong narkoba paling kuat sejak Pablo Escobar (Kolombia) yang terbunuh dalam serangan polisi pada tahun 1993.

Ovidio dan saudara lelakinya, Alfredo, menjadi penerus El Chapo. Tapi, para pakar anti-narkotika menggambarkan mereka seperti bocah yang memiliki sedikit kemampuan untuk menjalankan bisnis kartel. Namun, soal keberanian, keduanya dianggap seperti ayahnya. Dikenal sebagai "Los Chapitos", Ovidio dan Alfredo pernah diserang pada 2016 di sebuah restoran di kota dekat pantai Puerto Vallarta. Mereka selamat dari serangan itu dan pihak berwenang menyebut para penyerang adalah pesaing dalam bisnis narkoba di Meksiko.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook