MEXICO CITY (RIAUPOS.CO) - Meksiko menjadi tempat yang rawan bagi pekerjaan jurnalistik. Seorang jurnalis, Gustavo Sanchez, tewas ditembak oleh orang tak dikenal di bagian selatan Meksiko pada Kamis (17/6/2021). Ia diserang saat mengendarai sepeda motor di Oaxaca.
Dilansir dari AFP, kantor kejaksaan negara bagian menyatakan pembunuhan jurnalis itu merupakan yang keduakalinya untuk tahun ini.
Sanchez adalah editor situs daring yang memberitakan soal kepolisian. Kejaksaan mengutuk kejadian itu dan langsung mengirimkan tim ke lokasi kejadian untuk menemukan orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu dan menyelesaikan kasusnya dengan cepat.
Pengawas media Reporters Without Borders (RSF) mengungkapkan Sanchez adalah jurnalis kedua yang terbunuh karena pekerjaannya sepanjang tahun ini di Meksiko.
Tubuh seorang jurnalis lain Enrique Garcia ditemukan tewas di pusat Kota Meksiko pada hari yang sama. Namun, RSI masih belum bisa mengonfirmasi apakah kematian Garcia terkait dengan pekerjaannya.
Sanchez sendiri sudah pernah selamat dari serangan serupa pada Juli 2020.
"Dia telah melaporkan serangan itu ke kantor kejaksaan negara bagian Oaxaca, yang tidak pernah menyelidiki insiden tersebut," kata perwakilan RSF Blabina Flores.
RSI secara rutin menempatkan peringkat Meksiko di samping Suriah dan Afghanistan yang dilanda perang sebagai negara paling berbahaya bagi jurnalis di dunia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun AFP, lebih dari 100 wartawan telah dibunuh sejak tahun 2000 di Meksiko, di mana penyelidikan korupsi politik atau kartel obat bius yang kuat dapat berakibat fatal. Namun, hanya sebagian kecil dari kejahatan itu yang berujung pada hukuman kepada si pelaku.
Sumber: AFP/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun